Jumat, 03 Oktober 2025

TikTok Dibekukan: Dari Joget Jadi Jogi Data

Kabar terbaru datang dari jagat maya: Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) resmi membekukan Tanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik (TDPSE) milik TikTok. Jadi kalau biasanya yang dibekukan itu es teh manis, sekarang yang beku malah aplikasi. Bedanya, kalau es teh bisa dicairkan dengan sinar matahari, TikTok harus dicairkan dengan surat resmi dari pemerintah.

Alasan pembekuan ini cukup dramatis. Menurut Dirjen Pengawasan Ruang Digital, Alexander Sabar, TikTok dinilai “nakal” karena hanya menyerahkan sebagian data tentang TikTok Live saat demo 25–30 Agustus 2025. Komdigi minta data lengkap: mulai dari traffic, siapa yang nonton, siapa yang joget di tengah demo, sampai siapa yang kasih “gift” bunga digital ke orator. TikTok cuma jawab, “Sorry, itu rahasia perusahaan.”

Bayangkan: negara minta data, TikTok jawab pakai alasan kebijakan internal. Kalau ini percakapan rumah tangga, bentuknya kira-kira begini:

  • Suami: “Sayang, tolong kasih tahu isi dompetmu.”
  • Istri: “Maaf, kebijakan internal rumah tangga, Bang.”

Ya wajar kalau akhirnya dicoret dulu izinnya.

Komdigi berpegangan pada Permenkominfo Nomor 5 Tahun 2020 yang isinya mewajibkan semua platform digital memberi akses data. Bahasa gampangnya: “Kalau mau main di halaman rumah Indonesia, ya jangan lupa setor daftar hadir.”

Masalahnya, TikTok mungkin terbiasa jadi bintang global. Bagi mereka, permintaan pemerintah itu mungkin mirip notifikasi spam: “Apakah Anda ingin berbagi data sekarang?” — dan jawabannya otomatis “Remind me later.”

Kini, nasib TikTok ibarat anak band yang panggungnya ditutup listrik oleh panitia: penonton masih ramai, tapi sound systemnya mati total. Pertanyaannya: apakah pembekuan ini bikin rakyat berhenti joget di depan kamera? Tentu saja tidak. Orang Indonesia terbukti paling tangguh dalam urusan hiburan. Kalau TikTok beku, bisa jadi nanti muncul versi lokal: “CekTok”, aplikasi yang isinya cuma video orang ngecek pulsa dan saldo rekening.

Pada akhirnya, drama ini mengajarkan satu hal penting: di era digital, data lebih berharga daripada diamond gift. Bedanya, kalau diamond bisa ditukar jadi saldo, data bisa bikin izin usaha beku dalam semalam.

abah-arul.blogspot.com., Oktober 2025

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.