Kalau kamu pikir gosip selebritas itu baru ramai sejak ada infotainment dan media sosial, coba tengok tahun 1911. Di masa itu belum ada Instagram, tapi sudah ada skandal trending topic—dan korbannya bukan artis Korea, melainkan Marie Curie, peraih dua Nobel, ibu dua anak, dan, ya, orang yang bikin kita paham apa itu radium (yang sayangnya juga bikin tubuhnya ikut bersinar).
Jadi ceritanya begini: media Prancis waktu itu heboh
memberitakan kabar bahwa Curie punya hubungan dengan rekan ilmuwannya, Paul
Langevin. Dunia sains gempar. Tapi bukan karena teori baru—melainkan karena
“drama ilmiah” ini dianggap lebih menarik dari jurnal fisika.
Di tengah hiruk-pikuk itu, muncul pahlawan tak
terduga: Albert Einstein, yang rupanya bukan hanya ahli teori
relativitas, tapi juga ahli teori relasi antar manusia yang diserang
gosip. Ia menulis surat untuk Curie dengan semangat anti-drama mode
on.
Isi suratnya? Luar biasa. Einstein menasihati Curie agar
tidak ambil pusing dengan “reptil-reptil” alias para penyebar gosip. Ya,
Einstein tidak main-main dengan metafora—bayangkan kalau sekarang dia hidup,
mungkin dia akan menulis di Twitter:
“Ignore the snakes. Focus on your science. π§ͺπ
#StayRadiant #CurieStrong.”
Einstein benar-benar tahu cara membela teman. Ia seperti
berkata, “Biarkan mereka merayap di lumpur opini publik, kita lanjut hitung
molekul aja.” Karena, buat Einstein, tak ada gunanya berdebat dengan orang yang
lebih tertarik pada kehidupan cinta seorang ilmuwan ketimbang rumus E=mc².
Dan di sinilah letak kejeniusan satirnya. Ia tidak cuma
membela Curie secara pribadi, tapi juga menyindir dunia yang aneh: publik bisa
begitu mendewakan ilmuwan, lalu sehari kemudian menuduh mereka
seolah seleb reality show. Satu hari kamu pahlawan sains, besoknya kamu “wanita
skandal” di halaman depan koran. Kalau Einstein hidup di era sekarang, mungkin
dia sudah bikin thread panjang di X berjudul:
“Mengapa peradaban modern lebih cepat memverifikasi gosip
daripada data ilmiah.”
Namun justru di situlah letak keindahannya. Einstein ingin
mengingatkan: dunia boleh bising, tapi kita punya tempat yang lebih damai —
laboratorium, ide, dan integritas. Dunia bisa berubah jadi sirkus, tapi ilmuwan
sejati tetap fokus pada mikroskopnya, bukan mikrofon wartawan.
Kalau dipikir-pikir, surat ini sebenarnya adalah
manifesto anti-clickbait paling awal dalam sejarah. Pesannya
sederhana tapi abadi:
Jangan buang waktu untuk membaca sampah. Sampah akan tetap
menjadi sampah, bahkan kalau dicetak di surat kabar.
Kesimpulannya, surat Einstein bukan sekadar curhat
sahabat. Ia adalah pengingat bagi umat manusia modern yang masih sibuk ngegosip
di kolom komentar: bahwa kebesaran seseorang tidak diukur dari rumor, tapi dari
apa yang ia berikan pada dunia. Dan kadang, untuk menenangkan diri dari
keributan, kita cuma butuh satu hal: secangkir teh panas, teman yang jujur,
dan, tentu saja, kalkulasi statistik molekul di pojok meja.
abah-arul.blogspot.com., Oktober 2025
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.