Cilacap kembali bikin heboh, bukan karena laut selatan atau kabar buaya nyasar, melainkan karena dua siswi SMA 2 berhasil menciptakan inovasi kuliner berteknologi tinggi: "Ompreng", kotak makan pintar yang bisa mendeteksi makanan basi.
Ya, benar sekali. Ompreng ini ibarat satpam makanan.
Dia tidak akan membiarkan nasi goreng semalam suntuk atau lauk misterius di
kantin menyerang lambung Anda tanpa peringatan. Kalau dulu kita mengandalkan
“insting hidung” atau “ujian nyali lidah” untuk menilai basi tidaknya makanan,
sekarang teknologi sudah siap menolong.
Kenapa Namanya Ompreng?
Mungkin karena di tanah Jawa, "ompreng" identik
dengan wadah makan dari kaleng. Bedanya, kalau ompreng jaman dulu cuma bisa
bunyi klontang-klontang, ompreng ini bisa berteriak digital:
- “Awas
basi!”
- “Ini
masih aman, silakan dilahap.”
- “Stop,
jangan salahkan saya kalau besok pagi Anda rapat dengan dokter di IGD.”
Sensor Ala James Bond
Kotak makan ini dilengkapi sensor MQ135 dan MQ3, yang
fungsinya mirip detektor kebohongan, tapi khusus buat lauk-pauk.
- Kalau
ayam gorengnya penuh gas misterius, langsung ketahuan.
- Kalau
sayurnya mulai menimbulkan aroma yang tidak bisa dijelaskan selain
“kematian perlahan”, alarm pun berbunyi.
Lebih canggih lagi, hasil deteksinya bisa dipantau lewat HP
Android. Jadi, bayangkan sedang di kelas, guru sedang serius menjelaskan
integral, tiba-tiba HP bergetar:
“Warning: Tahu bacem dalam laci sudah memasuki fase
zombie.”
Dampak Sosial: Dari MBG ke Marketplace
Inovasi ini jelas bisa menyelamatkan banyak perut dari
tragedi Makan Bergizi Gratis yang kadang berubah jadi Makan
Bersama Gawat-darurat. Kalau dikembangkan lebih lanjut, bukan tidak mungkin
ompreng akan dijual di e-commerce dengan promo seperti:
- Flash
Sale 10.10: Ompreng Anti-Muntah, Gratis Filter Bau Durian.
- Bonus
Voucher IGD 50 ribu untuk pembelian 2 unit.
Visi Masa Depan
Alya dan Felda tidak berhenti di sini. Mereka berencana
menyempurnakan ompreng agar bisa mendeteksi bakteri berbahaya seperti E. coli
dan Salmonella. Kalau berhasil, ompreng ini bukan lagi sekadar kotak makan
pintar, tapi bodyguard usus paling setia yang pernah ada.
Bahkan bisa saja nanti ompreng dilengkapi fitur AI:
- “Saya
sarankan jangan dimakan, rating kesehatan makanan ini cuma 1,2 bintang.”
- “Tolong
segera buang, tetangga Anda sudah melaporkan bau aneh dari dapur.”
Penutup
Singkat kata, Ompreng ini bukan sekadar alat, tapi juga doa:
semoga kita semua terbebas dari keracunan massal, perut mules berjamaah, dan
antrean panjang di puskesmas. Terima kasih Cilacap, akhirnya dunia tahu bahwa
keselamatan perut bangsa tidak hanya bergantung pada BPOM, tapi juga pada
kreativitas siswi SMA dengan ompreng pintar.
abah-arul.blogspot.com., Oktober 2025
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.