Konon, manusia adalah makhluk yang paling takut lupa—makanya kita mencatat, memotret, merekam, dan, belakangan ini, menyimpan segalanya di cloud. Tapi setelah sadar bahwa cloud bisa juga down gara-gara server ngambek, para ilmuwan pun bertekad menciptakan penyimpanan yang tahan segalanya: waktu, panas, bahkan mungkin gosip politik. Maka lahirlah: cakram kaca 5D—benda kecil yang bisa menyimpan 360 terabyte data dan diklaim bertahan miliaran tahun.
Iya, miliaran tahun. Artinya, ketika bumi sudah pindah ke
status “mantan planet layak huni”, mungkin cakram ini masih santai di
reruntuhan, menyimpan foto kucing kita yang dulu kita upload ke Instagram.
Dari Laser ke Legenda
Berbeda dari flashdisk murahan yang suka korup file begitu
dicabut tanpa “eject safely”, cakram ini diukir dengan laser ultrafast di dalam
kaca silika lebur. Ibarat tato nano di level kuantum—keren, canggih, dan agak
susah dijelaskan ke orang tua. Lima dimensi di sini bukan berarti cakramnya
bisa teleportasi, tapi data disimpan dalam tiga koordinat ruang plus dua
dimensi tambahan dari polarisasi dan intensitas cahaya.
Artinya? Kalau hard disk biasa itu seperti menulis di kertas
HVS, maka cakram ini seperti mengukir novel di dalam berlian pakai sinar laser.
Tidak heran kalau dia bisa tahan suhu 1.000°C. Sementara flashdisk kita kadang
baru kena sinar matahari di dashboard mobil saja sudah minta pensiun.
Warisan Digital yang (Terlalu) Abadi
Cakram kaca 5D ini disebut-sebut sebagai “Batu Rosetta
digital”—penjaga warisan umat manusia dari kepunahan. Bayangkan: semua arsip
negara, hasil riset ilmiah, bahkan video tutorial “Cara Menggoreng Tempe Tanpa
Meledak” bisa disimpan untuk generasi mendatang. Kalau kelak peradaban alien
datang ke bumi, mereka mungkin menemukan cakram ini dan berkata, “Jadi ini ya
spesies yang bikin TikTok challenge sambil ngebahas teori relativitas.”
Namun, di balik semua keabadian ini, terselip ironi:
jangan-jangan nanti manusia punah, tapi alien bingung cara membacanya.
Cakramnya masih mulus, tapi alat bacanya sudah punah bareng dengan colokan USB
versi ke-999.
Bayangkan kalau alien menemukan cakram itu dan berkata,
“Kita sudah menemukan artefak besar peradaban kuno bernama
‘Google Drive’, tapi sayang... tak ada yang tahu password-nya.”
Kendala Abadi: Mahal dan Tak Terjangkau
Sayangnya, seperti cinta bertepuk sebelah tangan, teknologi
ini juga belum bisa dinikmati semua orang. Biaya produksinya tinggi,
kecepatannya lambat, dan belum bisa dipesan di marketplace. Jadi, jangan
berharap bisa pakai cakram kaca 5D buat backup video kondangan atau koleksi
drakor. Untuk saat ini, teknologi ini lebih cocok buat menyimpan dokumen
penting seperti arsip negara atau resep rahasia sambal terasi yang sudah
turun-temurun.
Kesimpulan: Abadi Itu Melelahkan
Cakram kaca 5D pada dasarnya adalah ambisi manusia untuk
bilang pada waktu: “Kami tak akan lupa.” Tapi mungkin waktu hanya tersenyum dan
berkata, “Kita lihat nanti.” Karena walau kita bisa membuat penyimpanan abadi,
belum tentu kita bisa membuat manusia yang tahu cara membukanya.
Dan pada akhirnya, mungkin satu-satunya data yang
benar-benar abadi bukanlah yang diukir dengan laser—melainkan kenangan ketika
kita lupa backup skripsi dan belajar arti kata “menyesal”
dalam 5 dimensi yang sebenarnya.
abah-arul. blogspot.com., Oktober 2025
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.