Tentang Neuroplastisitas, Brain Gym, dan Drama Menggambar Dua Tangan
Kalau kamu pikir otakmu itu seperti hard disk — penuh,
panas, dan gak bisa di-upgrade — kamu salah besar, kawan. Otak manusia itu
lebih mirip Google Maps: bisa cari jalan alternatif, bisa ngitung rute
tercepat, dan kalau macet di depan, ya tinggal rerouting sedikit.
Nah, itulah yang disebut neuroplastisitas — kemampuan otak untuk berubah, berkembang, bahkan memperbaiki dirinya sendiri. Ibaratnya, kalau ada “kabel putus”, otak kita bisa langsung bikin “jalur alternatif” biar nyala lagi. Hebat, kan?
---
๐จ Video Ajaib: Dua Tangan, Satu Harapan
Lalu muncullah video viral dari akun @MoralFitnezz — menampilkan seorang anak yang lagi menggambar bilateral, alias menggambar pakai dua tangan sekaligus. Level 1, gambar dua lingkaran. Level 2, bikin “telinga kelinci”. Level 3, bikin segitiga kiri-kanan bareng. Level 4, mungkin bisa lanjut ke “gambar gajah sambil nyapu”.
Tujuannya katanya keren banget: melatih koordinasi otak kiri
dan kanan.
Kedengarannya ilmiah, ya? Tapi kalau dipikir-pikir, itu
mirip kayak orang bilang: “kalau kamu makan pakai sumpit kiri dan kanan, IQ
kamu naik 10 poin.”
Hmm… boleh juga dicoba kalau cuma buat hiburan.
---
๐ง Brain Gym: Antara Senam
Otak dan Senam Keyakinan
Di sinilah kisah makin seru. Latihan menggambar dua tangan itu ternyata sering dikaitkan dengan Brain Gym, program dari tahun 1970-an yang katanya bisa “mengintegrasikan belahan otak” lewat gerakan sederhana.
Ada gerakan namanya “Cross Crawl” (alias merangkak gaya ninja) dan “Brain Buttons” (pencet dada sambil bernafas kayak yogi kebingungan).
Sayangnya, menurut para ilmuwan, klaim Brain Gym itu seperti
brosur diet tanpa nasi: banyak janji, tapi kurang bukti.
Otak kiri dan kanan itu gak perlu di-balance—karena dari
sananya mereka udah teamwork.
Yang satu bukan tukang logika dingin, dan yang satu bukan
seniman baperan seperti yang dikira iklan-iklan motivasi.
Mereka berdua tuh ibarat pasangan yang udah lama nikah: kadang debat, tapi kerjaannya tetap bareng.
---
๐ฌ Neuroplastisitas: Si Ninja Otak yang Tak Pernah Tua
Berbeda dengan Brain Gym, neuroplastisitas ini bukan teori
ajaib dari brosur seminar, tapi hasil riset serius.
Contohnya, penelitian pada supir taksi London menunjukkan
bahwa bagian otak mereka (hippocampus) tumbuh karena hafal jalan-jalan rumit
kota London.
Jadi kalau kamu sering nyasar tapi akhirnya hafal jalan tikus, selamat — kamu sedang membangun otak baru!
Neuroplastisitas juga bikin pasien stroke bisa pulih lewat
latihan.
Bahkan, belajar main gitar atau bahasa baru bisa bikin sambungan neuronmu kayak jalan tol baru dibangun — mulus dan cepat (asal kamu gak menyerah di tengah jalan).
---
⚠️ Sains vs. Pseudosains: Pertarungan Abad Ini
Brain Gym bilang: “Gerakan sederhana bisa bikin otakmu
cerdas.”
Neurosains bilang: “Ya, tapi gak segampang itu, Ferguso.”
Otak manusia itu kompleks, bukan mesin cuci yang bisa bersih cuma karena digoyang-goyang.
Masalahnya, Brain Gym kadang diajarkan di sekolah, dan itu
bikin para ilmuwan gatal-gatal — bukan karena alergi, tapi karena pseudoscience
overload.
Mereka bilang: “Gerakannya sih oke, tapi kalau mau bikin
pintar, ya belajar beneran dong. Jangan berharap menekan ‘Brain Buttons’ bisa
bikin nilai matematika naik.”
abah-arul.blogspot.com., Oktober 2025
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.