Ada dua hal yang sulit disembunyikan di dunia musik:
perasaan cinta, dan aksen penyanyi yang sedang mencoba bahasa baru.
Kedua hal itu berpadu dengan hangat—dan sedikit menggelitik—dalam lagu “Sapphire”,
kolaborasi antara Ed Sheeran, musisi asal Inggris dengan gitar dan
hoodie khasnya, serta Arijit Singh, penyanyi India yang dikenal karena
suara lembut dan emosionalnya.
Lagu ini bukan sekadar pertemuan dua penyanyi besar, tapi
juga simbol bagaimana musik melampaui batas budaya—kadang terdengar seperti
pesta lintas benua: ramai, penuh warna, dan menyenangkan.
πΆ Cinta yang Berkilau
seperti Safir
Dalam “Sapphire”, sosok kekasih digambarkan seperti batu
permata—berharga, kuat, dan bersinar.
Metafora ini indah, walau bisa sedikit menimbulkan tanya: apakah ini pujian
romantis atau evaluasi pasar perhiasan?
Namun yang jelas, pesan utamanya adalah kekaguman—bahwa cinta sejati memang
bisa terasa seberkilau batu safir yang langka.
Lirik seperti “menari hingga pagi, pergi ke tempat tidur,
kita tak akan tidur” memberi kesan energi tanpa henti, seperti cinta yang
enggan padam.
Dan ketika suara Arijit masuk, suasananya berubah lembut—perpaduan antara
semangat pesta dan keheningan doa.
π₯ Ketika Gitar Bertemu
Tabla
Musik “Sapphire” adalah titik temu antara pop Barat dan
warna khas Bollywood.
Gitar akustik dan ritme tabla berdialog seperti dua bahasa yang berbeda tapi
saling memahami.
Hasilnya? Suara yang membuat pendengar ingin menari sekaligus termenung—efek
langka yang biasanya hanya muncul di tengah malam saat playlist acak menemukan
“lagu yang tepat”.
Kolaborasi ini terasa seperti eksperimen yang berhasil:
lembut tapi hidup, modern tapi sarat tradisi.
π️ Puisi, Metafora, dan
Sedikit Kebingungan
Salah satu baris lirik berbunyi: “Bagaimana Tuhan menanam
safir di dua matamu?”
Metafora itu mungkin terdengar janggal secara harfiah, tapi dalam konteks lagu
cinta, ia bekerja dengan indah—menggambarkan kekaguman mendalam yang sulit
diungkap dengan logika biasa.
Di sinilah kekuatan lirik Asia Selatan tampak: antara rasa
spiritual dan romantis, keduanya berpadu tanpa batas yang tegas.
π¬ Video Musik: Antara
Gaya, Tatapan, dan Cerita
Video musik “Sapphire” menampilkan penampilan visual yang
megah, dengan cameo dari aktor legendaris Shah Rukh Khan.
Ia tidak perlu bernyanyi—cukup tatapan mata dan gerak lambat sudah membawa
nuansa drama khas Bollywood.
Sementara Ed Sheeran tampil natural, seolah menikmati perjalanan budaya yang
baru, dan justru itu yang membuat videonya terasa jujur dan segar.
π Makna yang Lebih Dalam
Di balik warna dan ritmenya, “Sapphire” menyampaikan pesan
sederhana: musik adalah bahasa universal.
Ia mengajarkan bahwa kolaborasi lintas budaya bukan sekadar tren, tapi ruang
untuk saling belajar dan menghargai.
Dan ya—mungkin juga pelajaran kecil: sebelum bernyanyi dalam bahasa lain,
pastikan artinya benar. (Kita semua pernah salah ucap, kan?)
π« Kesimpulan
“Sapphire” adalah perpaduan yang menyenangkan antara Barat
dan Timur, antara gitar dan tabla, antara bahasa cinta dan bahasa musik.
Ia menunjukkan bahwa globalisasi tak selalu berarti kehilangan identitas—kadang
justru memperkaya rasa.
Mungkin ke depan akan ada lagu lain seperti ini—“Ruby”,
“Emerald”, atau “Diamond”—siapa tahu?
Yang jelas, kalau dunia bisa berdansa bersama lewat satu lagu, berarti musik
masih memegang kekuatan paling lembut untuk menyatukan manusia.
abah-arul.blospot.com., Oktober 2025
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.