Bayangkan dua tokoh paling nerdy di dunia
teknologi—Elon Musk dan Jensen Huang—bertemu di sebuah pabrik roket. Kalau ini
film, judulnya pasti “Fast & Curious: AI Drift.”
Tapi ini bukan sinetron Korea tentang cinta dan microchip, ini lebih ke reuni
dua bapak yang dulu dianggap gila, kini dianggap jenius.
Bab 1: Pertemuan di Starbase—Tempat di Mana Ide dan Ego
Meluncur Bersama
Jensen Huang datang ke pabrik roket SpaceX sambil
celingak-celinguk seperti turis pertama kali ke Disneyland. Ia lalu bertanya
polos, “Is this your office?”
Musk, tentu saja, tersenyum tipis khas orang yang tahu dirinya keren, lalu
menjawab kira-kira, “Iya, kadang kantor, kadang tempat parkir roket.”
Pertanyaan sederhana itu sebenarnya punya makna dalam: kalau orang biasa kerja
di kantor dengan meja dan AC, Musk kerja di tempat di mana roket bisa meledak
kapan saja.
Rasa-rasanya, kalau dia mau bikin startup kafe, menunya bukan “kopi susu”, tapi
“espresso suborbital”.
Bab 2: 2016—Tahun Saat Dunia Diam, Tapi Elon Bilang
“Keren Juga Itu”
Jensen lalu mengenang masa 2016, saat ia
memperkenalkan DGX-1, superkomputer AI pertama di dunia. Dunia
waktu itu sepi—tak ada yang peduli.
Investor mungkin sedang sibuk menambang koin digital yang ternyata palsu, atau
sedang percaya diri bikin startup “Uber untuk segala hal”.
Namun, satu suara muncul dari kejauhan: Elon Musk berkata, “That sounds like a
great idea.”
Kalimat sederhana itu jadi sejarah. Kalau di dunia percintaan, ini seperti
“chat pertama” yang akhirnya bikin dua orang menikah dan punya anak
bernama... Artificial Intelligence.
Bab 3: DGX Spark—Kecil-Kecil Cabe Komputasi
Tahun-tahun berlalu, dan kini lahirlah DGX Spark—komputer
mini yang lima kali lebih kuat dari pendahulunya tapi cuma butuh daya 1%.
Kalau ini manusia, DGX Spark adalah versi “diet sukses tapi makin berotot”.
Dulu komputer AI butuh ruangan besar dan AC industri. Sekarang, satu laptop
saja sudah cukup untuk menciptakan model yang bisa bikin puisi, lukisan,
atau... menulis esai ini.
Musk pun menandatangani DGX Spark dengan tulisan
puitis, “From a single spark, a world of intelligence.”
Padahal kalau diterjemahkan ke bahasa pasar modal, artinya: “Dari satu chip,
kita bisa bikin banyak startup dan banyak duit.”
Bab 4: Kolaborasi Strategis, Alias ‘Mari Kita Duniawi
Bersama’
Video itu mungkin terlihat seperti dua orang ngobrol santai
tentang masa lalu, tapi sesungguhnya itu iklan paling canggih abad ini.
NVIDIA dapat promosi gratis, Musk dapat citra “raja AI masa depan.”
Investor pun langsung semangat—mereka melihat video itu seperti umat melihat
bulan Ramadhan: tanda datangnya keberkahan saham.
Tapi jujur saja, kalau dua orang ini sampai benar-benar
bekerja sama penuh, dunia harus siap: mobil bisa bicara, roket bisa
introspeksi, dan toaster bisa punya akun X (Twitter).
Bab 5: Dua Visioner, Satu Kesamaan—Tidak Bisa Diam
Yang menarik, di balik semua keseriusan, Musk dan Huang
tetap seperti dua bocah yang sedang pamer mainan baru.
Satu pamer roket, satu pamer chip.
Bedanya, kalau bocah biasa mainan mereka bisa rusak, kalau dua orang ini
mainannya rusak, dunia bisa blackout.
Namun di situlah daya tariknya—mereka membuat sains terasa menyenangkan,
seperti kompetisi siapa yang bisa menciptakan masa depan lebih cepat tanpa
sengaja membuka portal dimensi lain.
Epilog: Dari Percikan Jadi Ledakan (Tapi Bukan Rocket
Failure)
Video satu menit itu memang singkat, tapi maknanya
dalam—semacam trailer untuk masa depan.
Dari percikan ide 2016, kini lahirlah kobaran kolaborasi yang mengubah cara
dunia berpikir tentang AI.
Dan lucunya, semua dimulai dari satu kalimat sederhana: “That sounds like a
great idea.”
Jadi kalau kamu punya ide aneh yang orang lain anggap
mustahil, jangan kecil hati.
Ingat: Musk dan Huang juga dulu dianggap “gila.” Bedanya, mereka punya modal,
kita punya... kuota.
Tapi siapa tahu, dari percikan kecil itu, lahir juga sebuah
revolusi—atau minimal, startup kopi berbasis AI yang tahu
kapan pelanggan lagi galau dan otomatis nyeduh kopi pahit tanpa ditanya.
abah-arrul.blogspot.com., Oktober 2025
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.