Selasa, 07 Oktober 2025

🌀️ “Rezeki Itu Seperti WiFi — Ada di Mana-Mana, Tapi Sinyalnya Tergantung Hati”

Pernah nggak, kamu ngerasa udah kerja keras, tapi dompet tetap kurus seperti diet tanpa hasil? Sementara itu, tetangga sebelah yang kerjanya cuma jualan es tebu, malah bisa umrah tiap tahun. Nah, di situlah “nasihat dari langit” mulai berbisik: “Jangan ingkar terhadap rezeki, Nak.”

Masalahnya, telinga manusia ini kadang lebih sensitif ke suara notifikasi Shopee daripada suara hati. Padahal, kalau dipikir-pikir, rezeki itu bukan cuma soal uang — tapi juga soal siapa yang masih mau senyum sama kita meski utang belum lunas.

πŸ’§ Rezeki Gaya Gurun: Ketika Air Jadi Miracle

Coba bayangin hidup di gurun. Nggak ada GoFood, nggak ada Indomaret, cuma ada pasir dan panas. Tapi justru di tempat seperti itulah muncul mata air Zamzam. Moral of the story? Kadang rezeki datang bukan dari tempat subur, tapi dari titik terputus harapan — alias saat pulsa tinggal 2 bar dan hati tinggal separuh yakin.

Makanya, jangan remehkan momen kamu nemu uang seribuan di saku celana yang udah dicuci tiga kali. Itu bukan kebetulan, itu “Zamzam versi laundry”.

πŸ’Έ Ketika Gaji Masuk Tapi Hati Kosong

Orang yang bersyukur tahu bahwa rezeki sejati itu bukan cuma nominal di rekening, tapi ketenangan di kepala.

Sementara yang ingkar? Wah, mereka biasanya kaya tapi stres, punya mobil tapi nggak punya arah (GPS error batin).

Kalau mereka ngomong, biasanya begini:

“Aku nggak butuh uang, aku butuh ketenangan.”

Tapi besoknya tetap buka aplikasi saham sambil ngecek harga kripto.

Hidup seperti itu ibarat makan mi instan tanpa bumbu — kelihatan banyak, tapi hambar di lidah.

Azab Finansial dan Karma Dompet

Ada juga yang suka ngomel, “Kok hidupku begini-begini aja?”

Padahal, sedekah aja pelit, ucapan syukur cuma keluar pas THR turun.

Rezeki datang seperti hujan, tapi kalau payungnya bolong — alias hatinya penuh keluhan — ya yang turun malah “azab finansial”: tagihan menumpuk, motor mogok, dan dompet mendadak amnesia setiap akhir bulan.

🌈 Syukur, Antivirus Kehidupan

Bersyukur itu seperti antivirus spiritual. Sekali kamu instal di hati, hidup jadi lebih enteng.

Bukan berarti masalah hilang, tapi setidaknya kamu nggak error tiap kali gagal.

Jadi, kalau besok kamu merasa rezeki seret, coba cek koneksi ke “Langit Provider”:

Doa masih rutin?

Ngeluh dikurangi? ⚠️

Bersyukur tiap hari? (nah ini yang sering lupa!)

Karena rezeki itu seperti WiFi: sinyalnya selalu ada, tapi cuma bisa nyambung kalau hati kita nggak mode pesawat.

🌻 Penutup yang Adem

Hidup ini bukan lomba siapa paling kaya, tapi siapa paling lapang.

Kalau kamu masih bisa tidur nyenyak meski saldo tipis, itu tandanya kamu sudah naik level spiritual — premium tanpa iklan.

Jadi, yuk bersyukur, sebelum rezeki kita di-uninstall oleh kebanyakan mengeluh.


abah-arul.blogspot.com., Oktober 2025

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.