Ada kabar mengejutkan dari jagat medsos: Swiss katanya melarang mamografi! Yes, negara jam Swiss, cokelat, dan bank rahasia itu disebut-sebut akhirnya bosan melihat warganya “diperas” oleh mesin penjepit dada. Konon, dunia medis internasional langsung panik, karena kalau Swiss berhenti jepit-menjepit, bagaimana nasib “bisnis global berbasis pay*dara”?
Mesin Jepit Berpura-pura Menolong
Menurut postingan yang viral itu, mamografi bukanlah alat
penyelamat nyawa, melainkan mesin jepit terbesar abad ini. Katanya sih:
- 60%
hasilnya salah → artinya pay*dara Anda dianggap kanker padahal cuma salah
posisi.
- Radiasi
X-ray → katanya bikin kanker baru. Jadi ibaratnya: mau periksa kanker, eh
dikasih kanker gratis edisi promo.
- Tekanan
mesin → disebut bisa menyebarkan tumor. Alias, pay*dara digencet sampai
kankernya jadi rajin nge-gym.
Bayangkan, dunia medis katanya selama puluhan tahun menipu
wanita: “Masuk sini, Bu, pay*dara Ibu kami jepit sebentar. Kalau sehat, kami
bikin sakit. Kalau sakit, kami tambah sakit.”
Narasi Mafia Medis
Tentu, agar lebih dramatis, sang penulis menyebut ada “mafia
medis” internasional. Lupa saja kalau mafia biasanya jual narkoba atau catut
proyek jalan tol. Kali ini mafia hobi menjual foto rontgen dada. Konon,
triliunan dolar digelontorkan agar semua wanita rela antre dijepit setahun
sekali.
Tak cukup di situ, istilah keren lain pun dipakai: “medical
scam”, “organized crime”, “propaganda fear”. Tinggal kurang satu kata lagi biar
lengkap: “illuminati pay*dara”.
Swiss Menjadi Ratu Adil Kesehatan?
Menurut postingan ini, Swiss kini jadi pahlawan dunia.
Seperti Gandalf berteriak ke Balrog: “You shall not pass!”, Swiss berdiri di
depan pintu klinik sambil bilang: “You shall not press!”
Padahal faktanya? Swiss tidak pernah melarang
mamografi. Mereka cuma bilang: “Skrining massal mungkin tidak selalu efektif,
jadi pilih-pilih aja, jangan dipukul rata.” Tapi tentu saja, kalimat sebijak
itu nggak laku dijual di medsos. Judul clickbait lebih seksi: “Breaking
News: Pay*dara Bebas Jepitan!”
Dampak di Dunia Nyata
Postingan ini laris manis. Banyak yang ikut curhat di kolom
komentar: ada yang trauma dijepit, ada yang nyalahin radiasi, ada juga yang
sekadar nimbrung bilang “setuju, mafia medis memang jahat, buktinya dokter saya
sering telat masuk praktek.”
Sayangnya, kalau hoaks ini dipercaya mentah-mentah,
risikonya besar: orang jadi takut skrining beneran, kanker keburu stadium
lanjut, lalu barulah semua menyesal. Tapi ya begitulah hukum medsos: yang logis
jarang viral, yang dramatis sering trending.
Kesimpulan Jenaka
Dari sini kita bisa belajar:
- Kalau
ada berita kesehatan di X/Twitter pakai huruf kapital semua dan kata-kata
kayak “Mafia”, “Scam”, atau “Exposed” → kemungkinan besar itu bukan
penelitian medis, tapi novel konspirasi.
- Mesin
mamografi memang bukan alat pijat pay*dara, tapi juga bukan mesin penyiksa
ala Inkuisisi.
- Dan
Swiss… tetap Swiss. Mereka sibuk bikin cokelat, bukan revolusi global pay*dara.
Jadi, kalau ketemu postingan sensasional semacam itu,
ingatlah: jangan buru-buru percaya, apalagi langsung repost. Bisa-bisa Anda
ikut jadi agen mafia… mafia hoaks.
abah-arul.blogspot.com., Oktober 2025
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.