Selama puluhan tahun, ilmu kedokteran mengajarkan kita satu
hal sederhana: LDL itu jahat. Ia seperti mantan toxic—lengket,
susah hilang, dan bisa menyumbat aliran darah kebahagiaanmu. Tapi belakangan
muncul sekelompok orang berani, seperti Barbara O’Neill dan Dr. Uffe Ravnskov,
yang berkata, “Eh, tunggu dulu, jangan salahkan kolesterol, dia cuma korban
fitnah sistemik.”
Maka dimulailah drama medis abad ini: “Kolesterol vs
Statin: Pertarungan Tanpa Akhir di Dalam Tubuh dan Internet.”
π Babak 1: Ketika
Kolesterol Tersinggung
Kolesterol mungkin satu-satunya zat dalam tubuh yang
butuh public relation. Bayangkan, setiap kali orang habis medical
check-up dan melihat angka LDL naik, langsung panik:
“Aduh, ini gara-gara sate kambing kemarin!”
Padahal kolesterol juga punya perasaan. Ia bekerja keras
membangun dinding sel, memproduksi hormon, dan membantu otak berpikir (termasuk
berpikir kalau gorengan itu “nggak seberapa”).
Para skeptis pun datang membawa studi: katanya, orang tua
dengan kolesterol tinggi malah hidup lebih lama. Lho, kok bisa? Mungkin karena
mereka terlalu bahagia makan daging, atau karena yang kolesterolnya rendah
sudah keburu stres memikirkan dietnya.
π Babak 2: Statin,
Pahlawan atau Penjahat?
- di
satu sisi, penyelamat jutaan jantung,
- di
sisi lain, dituduh menyebabkan nyeri otot, diabetes, sampai pikun.
Para skeptis menyerang:
“Statin cuma memperpanjang umur 3 hari!”
Tiga hari, kawan. Tapi kalau tiga hari itu adalah tiga
hari tanpa stroke, ya siapa yang mau menolak?
Lagipula, kalau setiap obat diukur dengan “berapa hari kamu
hidup lebih lama,” mungkin vitamin C pun bisa dibilang gagal total. Tapi ya
begitulah, angka statistik sering kali gagal menerjemahkan kenikmatan sederhana
seperti masih bisa makan bakso tanpa serangan jantung.
π° Babak 3: Industri
Statin dan Teori Konspirasi Gorengan
Ada benarnya. Tapi di sisi lain, industri gorengan juga
bisnis miliaran rupiah—dan kita tetap antre di depan wajan setiap sore. Jadi
sebelum menuduh Big Pharma, mungkin baik juga kita curigai Big Tahu
Bulat yang terus berputar di jalanan.
π§ Babak 4: Di Antara
Kolesterol dan Kebijaksanaan
❤️ Epilog: Hikmah di Balik
Kolesterol
abah-arul.blogspot.com., Oktober 2025
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.