Kalau mendengar kata perjalanan ibadah dalam thariqah, kita biasanya membayangkan hal-hal yang sangat sakral: dzikir khusyuk, wirid panjang, hati yang bersih, dan wajah murid-murid yang bercahaya. Tapi, jangan salah, perjalanan ibadah itu kadang lebih mirip perjalanan mudik Lebaran—ada macetnya, ada capeknya, dan kadang nyasar juga.
Kyai dalam video itu memberi tahu: tarekat bukan
sekte, tapi jalan menuju Allah. Nah, jalan ini persis kayak jalan tol: ada
yang lurus, ada juga yang tiba-tiba ditutup karena perbaikan. Bedanya, kalau di
jalan tol kita bisa pakai Google Maps, dalam thariqah kita butuh Mursyid.
Karena kalau tidak, bisa-bisa malah nyasar ke “Rest Area Nafsu” dan betah
nongkrong di situ.
Amalan tarekat katanya ada dzikir, wirid, dan muraqabah. Itu
seperti paket wisata rohani: ada jadwal tetap, ada setoran bacaan, ada pemandu
yang siap mengingatkan kalau kita kebanyakan selfie batin alias merasa sudah
suci. Yang lucu, katanya jangan merasa lebih baik dari orang lain. Nah, ini PR
besar, karena manusia itu kalau sudah berhasil puasa Senin-Kamis sebulan penuh,
biasanya langsung merasa bisa daftar jadi malaikat magang.
Kyai juga ingatkan bahwa perjalanan ini penuh rintangan:
rasa malas, godaan dunia, dan bisikan halus setan. Nah, kalau malas sudah
datang, wirid bisa berubah jadi wirid instan—bacanya setengah, tapi
klaimnya full. Persis kayak bikin mi instan, tapi airnya cuma setengah gelas.
Di akhir nasihat, Kyai bilang: semua ini tetap harus
berpedoman pada Qur’an dan Sunnah. Jadi intinya, jangan sok kreatif bikin cara
ibadah baru, apalagi bikin startup aplikasi dzikir berbayar. Karena akhirnya,
ibadah itu bukan tentang tren, tapi tentang hati.
Maka, perjalanan ibadah ini ibarat naik kereta spiritual:
tiketnya dzikir, relnya Sunnah, masinisnya Mursyid, dan stasiun akhirnya adalah
ridha Allah. Cuma ingat, jangan sampai ketiduran lalu kelewatan stasiun. Karena
di perjalanan batin, nggak ada yang namanya “kereta balik arah.”
abah-arul.blogspot.com., September 2025
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.