Ada video yang judulnya bikin alis orang langsung naik setengah senti: “Pernyataan Terbaru KH Said Aqil 2025 Bikin Geger!” Dipublikasikan kanal Ngopi—dan sesuai namanya, kontennya memang membuat orang terpaksa duduk, nyeruput kopi, lalu mulai bergosip serius.
Agama Bukan Voucher Diskon
KH Said Aqil dengan lantang mengkritik mereka yang gemar
memanfaatkan status “keturunan Nabi” untuk urusan politik dan keuntungan
pribadi. Bahasa kasarnya: jangan jadikan nasab seperti voucher diskon, bisa
dipakai kapan saja untuk memotong harga moral. Ia mengingatkan umat agar jangan
gampang terpesona dengan embel-embel silsilah, sebab integritas jauh lebih
penting ketimbang kartu keluarga.
Konflik Organisasi: Jangan Ketularan Drama Korea
Selain itu, beliau juga menyoroti bentrokan antarorganisasi
keagamaan. Menurutnya, umat harus hati-hati agar tidak ikut terseret dalam
provokasi. Kalau dipikir-pikir, konflik organisasi itu mirip sinetron panjang:
ada tokoh baik, tokoh antagonis, tapi ending-nya tetap bikin penonton lelah. KH
Said Aqil seolah berkata: “Ngaji saja, jangan kebanyakan ikut nonton drama!”
PIK-2: Dari Proyek Jadi Polemik
Nah, di sinilah bumbu kontroversi bermula. Dukungan KH Said
Aqil terhadap proyek PIK-2 membuat sebagian orang—terutama warga Banten—merasa
ini bukan lagi “proyek strategis,” tapi “proyek stres-tragis.” Katanya merusak
lingkungan, bikin mereka rugi, dan jadi bahan debat tak berkesudahan. Orang pun
bertanya-tanya: kalau ulama sudah ikut cawe-cawe proyek besar, bagaimana kita
tahu mana yang dakwah, mana yang deal bisnis?
Dakwah Ala Nabi: Versi Soft Launching
Namun, di tengah segala hiruk pikuk itu, KH Said Aqil tetap
menegaskan pentingnya dakwah yang santun dan damai. Tidak perlu menekan, tidak
perlu menyakiti, cukup ramah seperti soft launching produk baru: bikin
penasaran, tapi tetap elegan.
Antara Geger dan Harapan
Intinya, pernyataan KH Said Aqil adalah kombinasi antara
teguran moral, kritik sosial, dan sedikit drama politik. Ada yang setuju, ada
yang protes, tapi satu hal pasti: beliau tetap mengingatkan agar umat jangan
gampang termakan provokasi.
Penutup: Tetap Waras, Jangan Baper
Jadi, kalau disimpulkan dengan gaya jenaka: pesan beliau
kira-kira begini—“Jangan mau dibodohi, jangan gampang kepancing, tetaplah
berpegang pada akal sehat. Dan kalau ada proyek kontroversial lewat, pikir dulu
matang-matang: itu peluang pembangunan atau sekadar jualan mimpi?”
Dengan begitu, umat bisa tetap waras, tidak ikut drama, dan
tidak jadi korban iklan politik berbalut agama.
abah-arul.blogspot.com., September 2025
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.