Coba jujur sebentar: berapa kali Anda membuka ponsel hanya untuk mengecek pesan, tapi akhirnya menonton video kucing pakai topi koboi selama 2 jam? Kalau sering, selamat—mungkin Anda bukan ADHD, tapi “korban dunia modern.”
Tulisan ini bilang, 90% orang yang merasa dirinya ADHD
sebenarnya cuma “salah alamat.” Dunia kita sekarang memang didesain untuk bikin
otak mirip popcorn: meletup setiap detik. Ada 100+ pemicu dopamin sehari, dari
notifikasi ting! WhatsApp sampai godaan diskon kilat. Jadi jangan heran
kalau semua orang merasa otaknya bocor seperti saringan teh bolong.
Jadi, Apa Itu ADHD Sebenarnya?
Bukan penyakit mental yang perlu diperbaiki dengan obeng dan
lem super. Secara klinis, ADHD adalah masalah regulasi dopamin dan korteks
prefrontal (alias si bagian otak yang seharusnya jadi “manajer proyek hidup
kita”).
Masalahnya ada tiga:
- Dopamin
rendah: Tugas membosankan = otak bilang, “nggak ada reward, ngapain
capek-capek?” Akhirnya yang datang cuma penundaan, rasa bersalah, dan
burnout.
- Korteks
prefrontal lemah: Susah bikin prioritas, gampang terdistraksi, menunda
kepuasan, bahkan lebih susah daripada nahan lapar pas lagi puasa.
- Default
Mode Network nyangkut: Harusnya mode ini dipakai buat melamun, eh
malah kebawa saat kerja. Hasilnya: baca satu halaman buku bisa lima kali,
mulai sepuluh hal tanpa satupun selesai.
Tapi Tenang, Ada Trik Superpower!
- Gunakan
struktur eksternal: Jangan andalkan “motivasi dalam hati” (itu mitos).
Pakai time-blocking, checklist, alarm yang bunyinya kayak sirine
kebakaran, atau ajak teman duduk biar serasa ada CCTV hidup (body
doubling).
- Aktifkan
dopamin sebelum kerja: Jalan kaki cepat, mandi dingin (bonus: tetangga
ngira Anda kerasukan ninja), atau putar musik semangat sambil goyang
dikit.
- Kerja
ritme, bukan maraton: 45 menit fokus → 15 menit istirahat tanpa layar.
Ulangi. Jangan sok heroik kerja 8 jam non-stop, nanti otak meleleh.
- Kurangi
gesekan: Meja kerja bersih, browser cuma satu tab (ya, satu, bukan 87
tab “penting”), HP di ruangan lain. Ingat: semakin banyak langkah untuk
mulai, semakin besar alasan untuk nggak mulai.
- Nootropik
cerdas: Lupakan minuman energi. Coba jamur Lion’s Mane—katanya bisa
bikin otak makin tajam, bukan makin gemetar.
Kesimpulan
ADHD itu bukan “kurang fokus,” tapi “susah mengatur fokus.”
Ironisnya, saat ada tekanan atau hal baru, orang dengan ADHD justru bisa hyperfocus
sampai bikin orang lain iri. Dengan protokol yang tepat, kondisi ini bisa jadi
superpower—bukan kelemahan.
Jadi kalau Anda merasa ADHD karena sering terdistraksi, mungkin bukan otak Anda yang rusak. Bisa jadi hanya dunia modern yang terlalu ramai seperti pasar malam. Bedanya, pasar malam ada sate dan odong-odong. Dunia modern? Hanya notifikasi dan rasa FOMO.
* ADHD adalah singkatan dari Attention Deficit
Hyperactivity Disorder, yang dalam bahasa Indonesia berarti Gangguan
Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas.
Kalimat
"Jadi, Apa Itu ADHD Sebenarnya? Bukan penyakit mental yang perlu
diperbaiki dengan obeng dan lem super. Secara klinis, ADHD adalah masalah
regulasi dopamin dan korteks prefrontal" dapat ditafsirkan sebagai
berikut:
ADHD bukan sekadar
penyakit mental atau gangguan yang harus “diperbaiki” secara mekanis atau
instan seperti memperbaiki mesin dengan obeng dan lem super. Secara medis, ADHD
adalah kondisi gangguan pada cara otak mengatur neurotransmitter dopamin dan
aktivitas bagian otak yang disebut korteks prefrontal, yang berperan dalam
kontrol perhatian, perencanaan, dan pengendalian impuls.
abah-arul.blogspot.com., September 2025
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.