Ada satu nasihat legendaris dari Bruce Lee yang sering dipelintir lebih banyak daripada kabel charger HP: “Be like water.” Maksudnya jelas: jadilah fleksibel, adaptif, bisa menyesuaikan diri dalam situasi apa pun. Tapi entah kenapa, di warung kopi, nasihat ini sering berubah jadi “ikut arus aja bro, biar nggak stress.” Kalau Bruce Lee masih hidup, mungkin beliau langsung nyeletuk, “Lah, kalo cuma ikut arus, namanya bukan air… itu sampah hanyut!”
Bruce Lee dulu bukanlah anak emas yang hidupnya
lurus-lurus aja. Ia pernah diusir sekolah, miskin, dan bengal. Intinya, masa
mudanya lebih mirip sinetron remaja judulnya: “Nakalnya Si Bruce.” Tapi
alih-alih jadi beban keluarga, ia malah menemukan jurus baru: bukan jurus
tendangan maut, melainkan jurus refleksi diri. Jadi, kalau kita sekarang galau
karena chat nggak dibalas gebetan, Bruce Lee mungkin akan menyuruh kita
menendang cermin—bukan untuk pecahin kaca, tapi biar sadar, “yang bikin repot
itu bukan orang lain, tapi sikap kita sendiri.”
Yang paling menarik dari Bruce Lee adalah caranya nggak
suka ribet. Dia nggak suka ikut-ikutan aliran, dogma, atau sistem kaku.
Filosofinya mirip orang Indonesia kalau lagi makan pecel lele: ambil sambal
kalau pedasnya pas, buang kol kalau kepahitan, dan jangan merasa bersalah kalau
pesan tambah nasi dua kali. Hidup itu bukan soal “harus ikut resep” tapi soal
“ambil yang berguna, buang yang nyusahin.”
Lalu, soal “menjadi air.” Ini juga sering salah paham.
Air itu bukan lemah, Bung! Air bisa jadi segelas teh manis yang menenangkan,
atau jadi banjir bandang yang bikin komplek perumahan kocar-kacir. Jadi, kalau
bos kasih deadline besok pagi, jangan bilang, “Santai, saya kan lagi be like
water.” Karena air yang terlalu santai biasanya akhirnya menguap tak
berbekas.
Nasihat terakhir Bruce Lee: buang yang tidak esensial.
Bahasa gampangnya: kalau HP kita penuh sama aplikasi nggak jelas, ya hapus.
Jangan malah hapus aplikasi belajar bahasa Inggris, tapi Candy Crush
dipertahankan. Hidup minimalis bukan berarti hidup menderita, tapi tahu bedanya
antara “butuh” dan “baper.”
Dan yang paling penting: jadilah diri sendiri. Tapi tentu
jangan salah kaprah juga. Jadi diri sendiri bukan berarti seenaknya. Kalau
suara fals, jangan maksa daftar Indonesian Idol lalu bilang, “Saya cuma
ekspresif!” Itu namanya bukan autentik, tapi nekad.
Singkatnya, filosofi Bruce Lee ini bisa disederhanakan
begini:
- Hidup
itu kayak masak mie instan. Jangan terlalu banyak bumbu aneh-aneh.
- Jadilah
air, tapi jangan jadi es teh manis yang kebanyakan gula.
- Ekspresikan
diri, tapi jangan sampai bikin tetangga lapor satpam.
Dengan kata lain, resep hidup Bruce Lee itu bukan teori
ribet, tapi justru kelihatan sederhana. Kita aja yang suka bikin drama.
abah-arul.blogspot.com., September 2025
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.