Ada sebuah pertanyaan klasik: kenapa hidup kita banyak masalah? Apakah karena ekonomi dunia belum stabil, atau karena tetangga suka nyebarin gosip? Menurut seorang Kyai dalam video “Nasihat Sang Kyai | Akar Masalah Kehidupan”, jawabannya lebih sederhana: masalah hidup itu seringnya bukan di luar, tapi di dalam. Tepatnya… di hati kita.
1. Hati yang Kotor: Bukan Butuh Cuci Darah, tapi Cuci
Perasaan
Sang Kyai bilang, akar segala masalah adalah hati
yang kotor. Kotor ini maksudnya bukan karena habis makan seblak pedas level
10 terus nyesek, tapi karena ada iri, dengki, sombong, dan terlalu cinta dunia.
Bayangkan hati kayak ember. Kalau ember penuh lumpur, ya mau diisi es teh manis
pun jadinya teh rasa tanah. Jadi jangan salahkan es tehnya, salahkan embernya.
2. Muhasabah: Introspeksi, Bukan Intros-pesek
Solusinya? Muhasabah alias introspeksi.
Artinya, jangan sibuk nyalahin orang lain. Kalau hidup berantakan, mungkin
bukan karena tetangga pelihara ayam yang berisik, tapi karena kita sendiri
jarang bersyukur.
Kyai ngajarin: perbaiki hubungan dengan Allah (hablum minallah) dan
dengan manusia (hablum minannas). Jadi, kalau salat rajin tapi suka
nyerobot antrian sembako, itu namanya hablum minATM.
3. Kesabaran dan Syukur: Dua Pahlawan Super
Kehidupan, kata Kyai, berdiri di atas dua tiang: sabar dan syukur.
- Sabar:
bukan cuma nahan lapar pas puasa, tapi juga nahan diri biar nggak komentar
pedas tiap lihat status mantan.
- Syukur:
bukan sekadar bilang “Alhamdulillah,” tapi benar-benar ngerasain nikmat,
bahkan saat yang dinikmati cuma gorengan yang tinggal tepungnya.
4. Asah, Asih, Asuh: Bukan Nama Grup Dangdut
Kyai juga pesan, hidup ini enak kalau ada saling
asah, asih, asuh. Kalau diartikan bebas: saling ngasih ilmu, saling sayang,
dan saling jaga. Bukan saling sindir di kolom komentar.
Di zaman medsos, banyak orang justru berlomba-lomba jadi juara dunia “lempar
komentar pedas”. Padahal, kalau lomba lempar senyum, hadiahnya bisa lebih adem
buat hati.
5. Kesimpulan: Jangan Cuma Jadi Penonton Hidup
Intinya, akar masalah hidup itu bukan selalu di luar, tapi
di dalam hati sendiri. Obatnya: muhasabah, sabar, syukur, plus saling jaga
persaudaraan.
Jadi, kalau lagi pusing mikirin hidup, coba cek hati dulu. Jangan-jangan bukan
dunia yang bikin ruwet, tapi kita sendiri yang kebanyakan drama.
Hidup itu ibarat warung kopi. Kalau kopinya
pahit, jangan buru-buru nyalahin gula yang kurang—barangkali sendoknya aja
belum dipakai buat ngaduk. Begitu juga hidup: kadang solusinya cuma butuh
“ngaduk hati” biar lebih bersih.
abah-arul.blogspot.com., September 2025
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.