Rabu, 03 September 2025

Akar Masalah Kehidupan: Kyai, Hati Kotor, dan Warung Kopi

Ada sebuah pertanyaan klasik: kenapa hidup kita banyak masalah? Apakah karena ekonomi dunia belum stabil, atau karena tetangga suka nyebarin gosip? Menurut seorang Kyai dalam video “Nasihat Sang Kyai | Akar Masalah Kehidupan”, jawabannya lebih sederhana: masalah hidup itu seringnya bukan di luar, tapi di dalam. Tepatnya… di hati kita.

1. Hati yang Kotor: Bukan Butuh Cuci Darah, tapi Cuci Perasaan

Sang Kyai bilang, akar segala masalah adalah hati yang kotor. Kotor ini maksudnya bukan karena habis makan seblak pedas level 10 terus nyesek, tapi karena ada iri, dengki, sombong, dan terlalu cinta dunia.
Bayangkan hati kayak ember. Kalau ember penuh lumpur, ya mau diisi es teh manis pun jadinya teh rasa tanah. Jadi jangan salahkan es tehnya, salahkan embernya.

2. Muhasabah: Introspeksi, Bukan Intros-pesek

Solusinya? Muhasabah alias introspeksi. Artinya, jangan sibuk nyalahin orang lain. Kalau hidup berantakan, mungkin bukan karena tetangga pelihara ayam yang berisik, tapi karena kita sendiri jarang bersyukur.
Kyai ngajarin: perbaiki hubungan dengan Allah (hablum minallah) dan dengan manusia (hablum minannas). Jadi, kalau salat rajin tapi suka nyerobot antrian sembako, itu namanya hablum minATM.

3. Kesabaran dan Syukur: Dua Pahlawan Super

Kehidupan, kata Kyai, berdiri di atas dua tiang: sabar dan syukur.

  • Sabar: bukan cuma nahan lapar pas puasa, tapi juga nahan diri biar nggak komentar pedas tiap lihat status mantan.
  • Syukur: bukan sekadar bilang “Alhamdulillah,” tapi benar-benar ngerasain nikmat, bahkan saat yang dinikmati cuma gorengan yang tinggal tepungnya.

4. Asah, Asih, Asuh: Bukan Nama Grup Dangdut

Kyai juga pesan, hidup ini enak kalau ada saling asah, asih, asuh. Kalau diartikan bebas: saling ngasih ilmu, saling sayang, dan saling jaga. Bukan saling sindir di kolom komentar.
Di zaman medsos, banyak orang justru berlomba-lomba jadi juara dunia “lempar komentar pedas”. Padahal, kalau lomba lempar senyum, hadiahnya bisa lebih adem buat hati.

5. Kesimpulan: Jangan Cuma Jadi Penonton Hidup

Intinya, akar masalah hidup itu bukan selalu di luar, tapi di dalam hati sendiri. Obatnya: muhasabah, sabar, syukur, plus saling jaga persaudaraan.
Jadi, kalau lagi pusing mikirin hidup, coba cek hati dulu. Jangan-jangan bukan dunia yang bikin ruwet, tapi kita sendiri yang kebanyakan drama.

Hidup itu ibarat warung kopi. Kalau kopinya pahit, jangan buru-buru nyalahin gula yang kurang—barangkali sendoknya aja belum dipakai buat ngaduk. Begitu juga hidup: kadang solusinya cuma butuh “ngaduk hati” biar lebih bersih.

abah-arul.blogspot.com., September 2025

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.