Jumat, 05 September 2025

🌿 Beda Zikir dan Wirid: Pohon Hati yang Suka Drama

Pernah bingung antara zikir dan wirid? Tenang, bukan cuma Anda. Banyak orang sudah bolak-balik tasbih tapi tetap merasa bingung, “Ini tadi saya zikir apa wirid, ya?”

1. Zikir: Ingat, Bukan Sekadar Sebut

Zikir itu simpel: artinya ingat. Kalau kita ingat Allah, itu namanya zikir. Kalau ingat mantan? Nah, itu jelas bukan zikrullah—meski sama-sama bikin hati bergetar.

Zikir itu kunci surga. Kalau pintunya megah berlapis emas, jangan harap bisa dibuka dengan kunci murahan. Jadi kalau ada kunci model kunci laci bisa dipakai, pasti itu bukan pintu Firdaus.

2. Wirid: Latihan Repetitif ala Pohon Bonsai

Nah, wirid ini level berikutnya. Bacaan zikir yang diulang-ulang untuk tujuan tertentu. Kalau sekali baca, masih zikir. Kalau dibaca berulang, jadi wirid. Kalau banyak wirid dikoleksi, namanya aurad—kayak koleksi kartu, tapi versi rohani.

Wirid ini kayak nanam pohon:

  • Dari biji jadi kecambah.
  • Dirawat tiap hari, jangan dicabut pas masih imut-imut.
  • Kalau baru muncul dua daun langsung dipetik, ya pohonnya stress dan mogok berbuah.

Begitu juga wirid: jangan buru-buru dipakai buat minta hal remeh macam “biar ayam tetangga nggak berkokok subuh-subuh.”

3. Rahasia Wirid: Jangan Ngerusak Pohon Sendiri

Pohon wirid itu sensitif. Kalau dirusak penyakit hati seperti ujub, sombong, atau bangga diri, tamatlah sudah. Sama saja kayak siram pohon pakai oli bekas—bukannya subur, malah mati suri.

Dan ingat, jangan habis wirid langsung panik minta ini-itu ke Allah. Itu ibarat habis nanam mangga, terus marah-marah kok belum ada jus mangganya.

4. Zikir Abu Bakar: Bau Domba Goreng

Ada cerita unik dari Sayidina Abu Bakar. Beliau berzikir sampai-sampai para sahabat bilang, “Mulutnya wangi kayak habis makan gorengan hati domba, dan dadanya bunyi kayak minyak mendidih.”
Luar biasa, ya. Kalau kita? Habis zikir malah bau kopi dan gorengan pasar.

Rahasia Abu Bakar bukan pada banyaknya salat, puasa, atau sedekahnya, tapi karena ada rahasia zikir yang melekat di hatinya. Kalau hati sudah klik sama Allah, jangankan gorengan, napas pun jadi ibadah.

5. Kesimpulan 

  • Zikir = ingat Allah.
  • Wirid = pengulangan zikir, harus istiqamah.
  • Aurad = kumpulan wirid, bukan nama band indie religi.
  • Istiqamah = jangan cabut kecambah, jangan sombong, jangan buru-buru.

Kalau semua dijaga, hati kita akan punya “pohon zikir” yang buahnya manis—dan gratis, tanpa harus ikut preorder di e-commerce.

Kebahagiaan sejati yang manis dan abadi itu tidak bisa dibeli dengan uang. Ia adalah hasil dari upaya kita membersihkan dan memelihara hati dengan selalu mengingat Allah (berzikir), bukan dengan mengejar hal-hal material yang bersifat sementara.

abah-arul.blogspot.com., September 2025

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.