Selasa, 09 September 2025

Asap Kretek, Asap Negara

Di negeri ini, harga rokok Surya 16 itu Rp38 ribu. Tapi coba lihat pembagiannya: pabrik cuma dapat Rp15 ribu, pemerintah nyomot Rp22 ribu lebih. Lah, ini siapa yang jualan, siapa yang untung? Gudang Garam yang bikin, pemerintah yang kaya.

Bayangin kalau logika ini dipakai di warung pecel lele. Kita yang goreng lele, tapi yang makan sambel gratis malah Pak RT. Ya jelas karyawannya nangis, bukan karena asap, tapi karena gajiannya tinggal jadi debu.

Gudang Garam sampai disebut “berdarah.” Wajar, wong keuntungannya tipis banget, kayak kulit tahu di warung Padang. Laba bersih cuma 0,26%! Itu bukan laba, itu koma nyasar.

Sementara itu, Sampoerna? Oh, mereka kayak murid pintar yang nyontek masa depan. Tahun 2005, sahamnya dijual ke Philip Morris. Jadi kalau Gudang Garam masih jualan rokok konvensional, Philip Morris udah main IQOS—rokok rasa USB, colokannya Type-C. Jadi, satu bungkus rokok, satu charger. Global banget!

Lucunya, pemerintah tiap tahun bilang, “Cukai ini demi kesehatan.” Tapi kok yang sehat malah APBN? Rakyat sih tetap batuk, tapi negara punya napas panjang buat bayar proyek tol sama subsidi BBM.

Kalimat paling pedesnya: “Negara besar, tapi bukan negara maju. Susah maju, karena para pencuri nggak pernah mikir bangun negara.” Itu udah kayak punchline final. Ibarat stand-up, lampu panggung langsung mati, penonton bengong: anjir, bener juga ya…

Jadi, kesimpulannya:

  • Pabrik rokok di sini bukan bikin asap tembakau, tapi bikin asap air mata.

  • Pemerintah lebih jago “ngerokok” duit rakyat daripada rakyat ngerokok kretek.

  • Dan Sampoerna? Ya, dia udah kabur duluan ke level internasional. Yang di dalam negeri tinggal sibuk hisap… hisap keringat sendiri.

Kalau di film, judulnya bukan lagi “Gudang Garam Berdarah”, tapi “Asap di Atas Penderitaan Karyawan: lebih doyan narik duit daripada perokok narik asap.”

abah-arul.blogspot.com., September 2025

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.