Setiap kali kita merayakan Maulid Nabi, suasananya meriah: rebana dipukul, sholawat bergema, dan perut pun penuh nasi berkat. Tapi, begitu acara selesai, banyak yang kembali ke rutinitas lama—termasuk rutinitas paling “kreatif” bangsa ini: korupsi.
Korupsi itu ibarat rayap. Diam-diam menggerogoti tiang
rumah, sampai suatu saat jebraaak!—bangunan ambruk. Bedanya, rayap tidak
bisa masuk KPK, tapi koruptor bisa masuk televisi dengan rompi oranye.
🚨 Jihad Zaman Now:
Melawan Amplop dan Suap
Menurut Quraish Shihab, jihad itu mengerahkan tenaga dan
pikiran untuk tujuan mulia. Kalau begitu, melawan godaan amplop cokelat
di kantor atau uang rokok di loket pelayanan adalah jihad level tinggi.
Kadang jihadnya lebih berat daripada perang Badar, soalnya lawannya bukan
pedang, tapi bisikan:
“Udahlah, terima aja. Cuma uang bensin kok…”
Padahal dari “uang bensin” bisa merembet ke “uang oli”, lalu
“uang mesin overhaul”, dan akhirnya negara mogok total.
⚖️ Hukum Jangan Jadi Silet Tumpul
Nabi pernah bersabda, “Seandainya Fatimah binti Muhammad
mencuri, pasti akan kupotong tangannya.” Kalau hukum di negeri ini
benar-benar dipraktikkan begitu, mungkin berita kita bukan lagi soal OTT
pejabat, tapi “OTT besan pejabat”. Sayangnya, hukum kita sering seperti silet
murahan: tajam ke bawah, tumpul ke atas.
🍲 Pemimpin Jangan Jadi
Tukang Saring Kuah
Tugas pemimpin itu melayani rakyat. Nabi di Madinah bahkan
menanggung utang orang miskin dari kas negara. Bandingkan dengan sebagian
pejabat kita: kas negara ditanggung oleh rakyat, sementara mereka asyik
menyaring kuah daging proyek supaya isi dagingnya bisa masuk ke piring pribadi.
🎂 Maulid Bukan Hanya Kue
Ulang Tahun
Momentum Maulid jangan hanya berhenti pada acara “happy
birthday ya Rasulullah” versi ceramah. Nabi bukan butuh tumpeng tujuh rupa,
beliau ingin umatnya waras moralnya. Kalau Nabi hadir sekarang, mungkin beliau
akan bilang:
“Aku tidak butuh perayaan dengan balon dan spanduk, aku
butuh kalian berhenti jual-beli jabatan dan parkir uang bansos di rekening
pribadi.”
✊ Jadi, Apa yang Harus Kita Lakukan?
Mulai jihad kecil: tidak ikut-ikutan nyuap saat bikin SIM, tidak nitip amplop supaya anak diterima sekolah, tidak nyolong WiFi tetangga. Kalau semua dimulai dari diri sendiri, insyaAllah bangsa ini bisa sembuh.
Jadi, Maulid Nabi tahun ini mari kita isi dengan Operasi Tangkap Tangan Hati Nurani. Kalau ada bisikan nakal untuk korupsi, langsung kita borgol dalam doa:
“Ya Allah, jangan biarkan aku korupsi, biarlah aku hanya korupsi waktu tidur siang.”
abah-arul.blogspot.com., September 2025
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.