Selasa, 02 September 2025

“Bangun Tidur, Kok Dunia Hilang?”

Pernahkah Anda bermimpi jadi sultan dengan 77 istri, 99 mobil sport, dan saldo ATM yang kalau dicek bunyinya “ting-ting-ting” kayak mesin arcade? Rasanya nyata sekali, bukan? Tapi tiba-tiba emak membangunkan, “Woy, bangun! Udah Subuh, jangan kayak batu!” Seketika semua lenyap. Sakitnya tuh… bukan di badan, tapi di hati.

Nah, kata sang kyai, hidup di dunia ini persis seperti itu: kita sedang bermimpi. Bedanya, mimpi dunia sering penuh ilusi: harta, jabatan, popularitas, atau sekadar scroll TikTok sampai lupa waktu. Kita merasa semua ini nyata, padahal hanya fatamorgana kosmik.

Lalu apa itu kematian? Menurut beliau, kematian bukanlah game over, melainkan game start. Saat itulah kita “bangun” dari mimpi dunia dan masuk ke realitas sejati: akhirat. Kalau dunia ini hanya trailer film, maka kematian adalah pintu menuju tayangan utama.

Masalahnya, banyak orang justru sibuk menghias mimpi: upgrade rumah, beli skin ML, atau berlomba-lomba viral. Padahal, begitu alarm kosmik berbunyi—alias malaikat Izrail menjemput—semua itu lenyap. Yang terbawa hanya iman, amal, dan niat tulus yang sering kita abaikan.

Di sinilah inti pesan sang kyai:

  1. Dunia hanyalah mimpi sementara. Jangan terlalu terbuai.
  2. Kematian adalah kebangunan. Kita akan menghadapi realitas akhirat yang jauh lebih nyata daripada dunia.
  3. Gunakan hidup untuk persiapan. Bukan sekadar menambah koleksi harta, tapi menambah bekal amal.

Jadi, kalau dunia ini mimpi, maka akhirat adalah realitas 8K tanpa filter. Jangan sampai kita terbangun dalam keadaan panik karena bekal masih nol koma sekian. Hidup di dunia memang sebentar, tapi cukup untuk menyiapkan perjalanan panjang.

Maka, bercerminlah: apakah kita masih sibuk tidur pulas dalam mimpi dunia, atau sudah mulai belajar bangun sebelum alarm terakhir berbunyi?

abah-arul.blogspot.com., September 2025

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.