Konon, di balik kesuksesan Facebook yang sekarang punya lebih banyak pengguna daripada jumlah semut di bumi, ada satu rahasia besar: pertanyaan wawancara legendaris.
Nah, di sini drama dimulai.
-
Kalau jawab “fokus ke profit”, takut dibilang kapitalis kejam.
-
Kalau jawab “fokus ke user”, bisa ditanya balik: “yang 3 miliar itu? atau yang masih belum bikin akun?”
-
Kalau jawab “fokus ke kehidupan pribadi bos”, bisa-bisa langsung dipanggil satpam.
Di sinilah kelihaian Sheryl Sandberg. Dia bisa membedakan siapa yang jawabannya sekadar basa-basi, siapa yang benar-benar mikirin masa depan perusahaan. Dengan satu pertanyaan ini, dia bisa memilih pemimpin yang kelak bikin Facebook dari sekadar tempat nge-tag foto mantan jadi mesin iklan raksasa bernilai triliunan dolar.
Kandidat yang berhasil biasanya memberi jawaban tiga level:
-
Pura-pura paham masalah Facebook. Misalnya, “Kita perlu menyeimbangkan pertumbuhan dengan pengalaman pengguna.” (padahal dalam hati masih bingung bedanya growth sama gross).
-
Ngasih solusi bisa diskalakan. Contoh: “Mari buat sistem iklan canggih.” (baca: pasang iklan sandal jepit sampai ke kakek-kakek di pelosok).
-
Ngikutin misi perusahaan. Yaitu: “Menghubungkan orang-orang di dunia.” (meski akibatnya, orang jadi ribut di kolom komentar gara-gara debat politik).
Dan hasilnya? Dari 220 juta user, sekarang lebih dari 3 miliar orang ada di dalam genggaman biru Facebook. Kalau umat manusia punya rapat akbar, cukup bikin grup FB aja: “Planet Earth Official Group (No Spam Please)”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.