Kamis, 14 Agustus 2025

"Family Time: Jangan Sampai Jadi Tamu Kehormatan di Rumah Sendiri"


Zaman sekarang banyak rumah tangga yang mirip co-working space. Semua penghuninya sibuk dengan proyek masing-masing, ketemunya cuma pas rebutan remote TV. Bahkan ada yang kalau mau ngobrol sama anak harus bikin appointment via Google Calendar.

Padahal di Qur’an, Allah sudah kasih bocoran resep rumah harmonis:

"وَعَاشِرُوْهُنَّ بِالْمَعْرُوْفِ"
“Pergaulilah mereka dengan cara yang patut…”
Artinya, bukan cuma pergauli pas ada maunya, tapi ya… ngobrol, bercanda, dan pura-pura kalah main ular tangga biar anak senang.

Sayangnya, ada tipe manusia yang di luar rumah bisa tersenyum 32 gigi kepada rekan kerja, tapi di rumah cuma senyum 2 mili—itu pun kalau ingat. Ada juga yang ke kolega bisa ngomong, “Bro, apa kabar? Gimana keluarga?” tapi ke pasangan cuma ngomong, “Kunci motor di mana?”

Kalau Rasulullah SAW saja, yang sibuknya level negara plus akhirat, masih sempat lomba lari sama istrinya, terus mengalah demi romantis, masa kita kalah sama beliau… dan kalah juga sama tukang bakso yang masih sempat ngobrol sama istrinya sambil ngaduk kuah?

Bahkan ada hadits golden rule rumah tangga:

“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya…”
Tapi realitanya, banyak yang justru jadi “Versi Terburuk” ketika di rumah. Di luar: wangi parfum kantor. Di rumah: wangi minyak angin. Di luar: penuh motivasi. Di rumah: penuh notifikasi marah-marah.

Akibatnya, anak-anak tumbuh dengan sindrom ayah/mama cameo—tokoh yang muncul sebentar lalu menghilang dari cerita utama. Nanti ketika besar, mereka bisa bilang, “Ibu saya baik banget… kayaknya… soalnya jarang ketemu.”

Maka, family time itu wajibul lucu, bukan optional sunnah muakherah. Kita harus hadir bukan cuma jasadnya, tapi juga hati dan perhatiannya. Jangan sampai anak dan pasangan lebih hafal nada dering HP kita daripada nada tawa kita.

Ingat, kesuksesan itu bukan cuma soal dapat bonus akhir tahun, tapi soal dapat senyum tulus setiap hari di meja makan. Karena kalau rumah sudah penuh cinta, dompet bolong pun terasa adem. Tapi kalau rumah dingin kayak freezer, ATM penuh pun terasa sendirian.

Pesan moral:

“Jangan sampai rumah kita seperti hotel: semua pulang cuma untuk tidur, sarapan seadanya, lalu check-out lagi.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.