Sabtu, 16 Agustus 2025

Esai Jenaka Hari Kemerdekaan: Antara Serius dan Lomba Makan Kerupuk


Hari kemerdekaan Indonesia selalu menjadi momen penuh makna—dan juga penuh tawa. Di satu sisi, kita merenungkan perjuangan para pahlawan yang berkorban demi merah putih. Di sisi lain, kita justru sibuk rebutan makan kerupuk yang digantung di tali rafia, dengan gaya seperti ayam kelaparan. Betapa kontrasnya sejarah dan realita!

1. Makna Kemerdekaan

Kemerdekaan sejatinya adalah bebas dari penjajahan. Namun, hari ini bentuk penjajahan sudah berubah. Kita tidak lagi dijajah Belanda, tetapi dijajah oleh kuota internet yang cepat habis, cicilan paylater, dan harga cabe yang naik-turun lebih ekstrem daripada roller coaster. Jadi, perjuangan modern bukan lagi mengangkat bambu runcing, melainkan mengatur keuangan agar tetap bisa beli kuota sebelum tanggal tua.

  2. Filosofi Lomba 17-an

Lomba-lomba khas 17 Agustusan ternyata sarat makna.

Lomba makan kerupuk: melatih kita bersyukur, bahwa meski merdeka, kita tetap harus berusaha keras untuk mendapatkan makanan—apalagi kalau kerupuknya kering dan nempel di pipi.

Lomba balap karung: simbol bahwa bangsa ini bisa maju walau dengan keterbatasan. Walau jatuh-jatuh, kita tetap tertawa bersama.

Tarik tambang: mengajarkan persatuan. Tapi kalau kalah, biasanya ujung-ujungnya menyalahkan teman yang “nggak narik sungguh-sungguh.”

Panjat pinang: gambaran bahwa segala sesuatu butuh kerja sama. Meski, seringkali yang capek di bawah, yang enak malah di atas ngambil hadiah. Mirip politik, bukan?

3. Kemerdekaan di Era Modern

Kalau dulu pahlawan kita berjuang dengan darah dan air mata, sekarang anak muda berjuang dengan kuota unlimited, colokan listrik penuh, dan sinyal 5G yang stabil. Bayangkan kalau para pejuang dulu bertempur sambil buffering—mungkin proklamasi kemerdekaan baru bisa diputar setelah loading 99%.

Penutup

Hari kemerdekaan memang momen serius, tapi juga momen jenaka. Karena bangsa yang merdeka adalah bangsa yang bisa menangis mengenang perjuangan pahlawan, sekaligus tertawa bersama di bawah bendera sambil mulut belepotan kerupuk.

Merdeka bukan hanya bebas dari penjajahan, tapi juga bebas untuk bahagia—walau dompet tipis, kerupuk keras, dan hadiah lomba cuma sabun cuci piring.

Dirgahayu Indonesiaku! 

abah-arul.blogspot.com., Agustus 2025


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.