Senin, 11 Agustus 2025

“Playbook Dinasti Triliun Dolar: Panduan Menguasai Dunia ala Saudi”


Bayangkan Anda sedang duduk di warung kopi, menyeruput teh manis, lalu teman Anda berkata, “Eh, tahu nggak? Ada keluarga yang diam-diam ngatur ekonomi dunia.” Anda pasti berpikir ini awal dari teori konspirasi murahan. Tapi tunggu dulu, ternyata yang dimaksud bukan alien, bukan Illuminati, melainkan keluarga kerajaan Saudi.

Ya, ini bukan cerita fiksi. Mereka punya playbook alias buku panduan yang isinya kurang lebih:

  1. Punya minyak lebih banyak daripada jumlah mie instan di warung komplek.
  2. Punya perusahaan yang keuntungannya bisa bikin negara lain minder — Saudi Aramco.
  3. Belanja pengaruh jauh sebelum dibutuhkan. Ibarat kita nyetok beras buat 30 tahun ke depan, tapi mereka nyetok saham Uber, Nintendo, sampai klub bola.

Strateginya rapi: dimulai dari kesepakatan minyak di tahun 1930-an, lalu pelan-pelan, tanpa bikin gaduh, mereka mengatur papan catur ekonomi dunia. Kalau dunia ini monopoli, mereka adalah pemain yang selalu dapat jalur biru dan kuning, lengkap dengan hotel di tiap petaknya.

Bahkan olahraga pun kena sentuhan mereka. Ronaldo, Benzema, Mbappé? Semua diajak main di liga mereka. Golf? Dibikin LIV Golf biar PGA gelisah. Kalau ini game, mereka nggak ikut lomba lari… mereka beli lintasannya sekalian.

Proyek masa depan? Ada NEOM — kota futuristis yang katanya tanpa mobil, tanpa polusi, dan mungkin tanpa macet (ini yang bikin kita iri). Targetnya, walau minyak habis, kekayaan tetap mengalir. Ibarat orang kaya yang sudah pensiun dari jualan gorengan, tapi kontrak sewa ruko terus masuk.

Menariknya, thread yang membongkar semua ini di media sosial malah berakhir dengan iklan jasa personal branding: “Anda juga bisa berpengaruh global. Tidak perlu triliun dolar, cukup punya perhatian, kepercayaan, dan narasi.” Alias: kalau nggak bisa jadi Saudi, setidaknya jadilah influencer yang dibayar endorse teh kekinian.

Kesimpulannya? Dinasti ini membuktikan bahwa menguasai dunia bukan cuma soal punya sumber daya, tapi tahu cara memainkan cerita. Dan di era sekarang, narasi itu seperti minyak: siapa yang punya, dia yang menentukan arah mesin dunia.

abah-arul.blogspot.com., Agustus 2025

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.