Membaca autobiografi First Person karya Vladimir Putin ibarat menonton film Marvel, tapi versi Soviet: ada masa kecil sederhana, ada intelijen, ada ledakan Uni Soviet, dan tentu saja ada “origin story” seorang tokoh yang akhirnya jadi presiden. Bedanya, kalau Marvel pakai CGI, Putin cukup pakai tatapan dingin—sudah cukup bikin lawan gemetar.
Masa Kecil: Dari Leningrad ke Dunia Intelijen
Putin kecil tumbuh di Leningrad, di lingkungan sederhana.
Tidak ada tanda-tanda dia akan jadi presiden. Hobinya? Baca novel agen rahasia.
Jadi kalau anak Indonesia habis baca Lupus jadi penulis humor,
Putin habis baca novel spionase malah daftar ke KGB. Itulah bedanya cita-cita
anak-anak biasa dengan anak yang serius.
Karier KGB: Dari Dresden dengan (Kurang) Cinta
Putin 15 tahun jadi agen KGB. Bukan James Bond, lebih mirip
James “Bonek”—serius tapi kadang bingung dengan intrik politik. Dia ditempatkan
di Dresden, Jerman Timur. Kalau orang lain ke Jerman untuk belajar teknik mobil
atau musik klasik, Putin ke sana untuk belajar… menyamar. Sayangnya, dia
mengaku tidak tahu soal kekejaman Stalin. Jadi bisa dibilang, dia agen rahasia
yang rahasianya agak bolong.
Politik Awal: Dari Dosen Dadakan ke Wakil Wali Kota
Setelah keluar dari KGB, Putin jadi asisten rektor.
Bayangkan, mahasiswa datang konsultasi skripsi, dosennya mantan agen intelijen.
“Topik skripsi kamu? Menarik. Tapi saya tahu kamu belum baca buku yang ada di
catatan kaki nomor 27.” Serem. Dari sana, dia dekat dengan Wali Kota Sobchak,
lalu naik jadi wakil wali kota Saint Petersburg. Intinya: dari kampus ke kantor
wali kota, jalannya mulus seperti orang yang sudah terbiasa “jalan tikus”.
Naik Daun: Dari FSB ke Kremlin
Putin lalu pindah ke Moskow. Kariernya melesat—dari direktur
FSB (pengganti KGB) langsung jadi Perdana Menteri. Bulan Desember 1999, Yeltsin
mengundurkan diri, dan Putin otomatis jadi presiden. Ini lebih cepat daripada
anak muda zaman sekarang yang baru daftar kerja, tiga bulan probation, lalu
resign.
Pandangan Kontroversial: Antara Sejarah dan Chechnya
Putin blak-blakan soal sejarah Soviet. Dia mengkritik invasi
ke Hungaria dan Cekoslowakia, tapi giliran bicara Chechnya, nadanya berubah:
“Itu bukan agresi, tapi pertahanan diri.” Mirip anak yang bilang ke ibunya:
“Aku nggak jatuhin gelas kok, Bu. Gelasnya sendiri yang lompat ke lantai.”
Putin di Rumah: Suami, Ayah, dan… Tetap Lirik Wanita
Cantik
Istrinya, Lyudmila, muncul sebentar di buku. Katanya Putin
itu masih suka tertarik pada wanita cantik. Lalu dia menambahkan: “Itu
manusiawi.” Untung dia bilang begitu. Kalau tidak, bisa-bisa nanti ada judul
berita: Presiden Rusia Ternyata Alien.
Kesimpulan Jenaka
Buku First Person bukan hanya otobiografi,
tapi juga semacam manual: “How to be President from Zero to Kremlin in
15 Years.” Putin digambarkan sebagai orang biasa, tapi jelas bukan
orang biasa-biasa saja. Karena kalau benar-benar biasa, mungkin kariernya
berhenti di asisten rektor, bukan lanjut ke penguasa Rusia.
Dengan gaya tanya jawab, bukunya seolah-olah jujur dan
terbuka. Tapi jangan lupa, ini Putin. Bahkan kalau dia bilang “saya terbuka,”
yang terbuka itu bukan rahasianya—melainkan pintu ke jabatan berikutnya.
abah-arul.blogspot.com., Agustus 2025
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.