Senin, 04 Agustus 2025

Namun, Sang Badak dan Sekolah Kehidupan Alam Liar


Di dunia ini, hidup memang keras. Bagi manusia, kerasnya bisa berupa tagihan listrik, bos yang hobi rapat mendadak, atau tetangga yang selalu pinjam garam tapi nggak pernah balikin. Bagi hewan? Jauh lebih simpel: keras itu artinya bisa jadi sarapan singa kalau nggak hati-hati.

Inilah yang dialami oleh Namun, seekor badak yang baru saja lulus dari “Universitas Rehabilitasi Satwa”. Setelah bertahun-tahun dilatih makan rumput yang tepat, berjemur dengan elegan, dan menguasai mata kuliah “Menghindari Singa 101”, tibalah hari kelulusannya: pelepasliaran!

Panitia konservasi pun merayakannya bak wisuda. Ada yang mengibarkan tangan dari jauh, ada yang mendokumentasikan momen epik itu, mungkin sambil berkata: “Good luck, bro!” Tapi begitu Namun menginjakkan kaki di alam liar, selamat datang di realitas—di luar sana, tidak ada snack sore atau dokter hewan siaga. Yang ada hanya singa yang melihatnya seperti kita melihat promo ayam geprek buy 1 get 1.

Kursus Cepat Kehidupan Nyata: Dari Rehabilitasi ke Reality Show
Pelepasliaran badak bukan sekadar melepaskan hewan ke alam bebas, tapi lebih mirip melempar mahasiswa baru ke kos-kosan pertama mereka: harus bisa cari makan sendiri, hindari bahaya, dan jangan sampai salah tongkrongan. Bedanya, kalau manusia salah tongkrongan, paling banter dompet hilang. Kalau Namun salah tongkrongan, ya hilang… dirinya sekalian.

Namun pun jadi bahan refleksi bagi manusia. Kita juga pernah tinggal di zona nyaman: rumah orang tua yang nyaman, kulkas selalu terisi, dan internet lancar. Tapi hidup selalu menunggu di luar pagar, siap memberi kita “singa” dalam wujud cicilan, deadline, atau mantan yang tiba-tiba nikah duluan.

Pesan Moral dari Badak Bijak
Apa yang bisa kita pelajari dari Namun? Sederhana: jangan cuma kuat di kandang, tapi juga di alam bebas. Mental baja dan sedikit ilmu survival itu wajib. Dunia ini penuh jebakan—mulai dari predator di hutan sampai diskon palsu di marketplace.

Maka, saat hidup mulai terasa seperti hutan liar, ingatlah Namun, sang badak pejuang. Walau harus waspada 24 jam, ia tetap melangkah dengan kepala tegak dan tanduk siap siaga. Karena pada akhirnya, bertahan hidup bukan soal siapa yang paling besar, tapi siapa yang paling siap.

Jadi, kalau besok ada “singa” kehidupan menghampiri, kita bisa bilang: “Ayo sini, saya lulusan Rehabilitasi Kehidupan, angkatan Namun!”

abah-arul.blogspot.com., Agustus 2025

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.