Apakah merdeka itu bebas dari Belanda? Sudah. Dari Jepang?
Sudah juga. Tapi bagaimana dengan penjajah baru yang lebih licik—misalnya,
algoritma TikTok yang bisa bikin kita percaya bahwa bumi itu datar, atau iklan
e-commerce yang tahu kapan dompet kita sedang rapuh?
Misi Rasulullah: Bukan Hanya Membebaskan Tapi Juga
Meng-uninstall
Menurut QS. Al-A’raf ayat 157, Rasulullah SAW datang bukan
hanya untuk menyuruh kita makan yang halal dan tolak yang haram, tapi
juga menghapus beban dan belenggu. Bahasa sekarangnya, Islam
itu datang sebagai “fitur uninstall” untuk aplikasi penindasan yang
terus-menerus crash kehidupan kita.
Kata Imam Al-Alusi, “beban dan belenggu” itu bukan cuma
rantai di kaki budak zaman dulu. Sekarang bentuknya bisa cicilan paylater,
deadline kerja, sampai notifikasi grup WhatsApp keluarga yang isinya cuma share
hoaks dan stiker "Aamiin ya robbal alamin" ukuran HD.
Ayat Larangan Paksa-Paksa: Cocok Buat Netizen Fanatik
Lalu di QS. Al-Baqarah ayat 256, Allah tegas bilang: “La
ikraha fid-din” alias, “Gak usah maksa-maksa orang masuk grup kalian!”
Kata Imam Ath-Thabari, kalau jalan benar itu jelas, ya
tinggal kasih tahu aja—nggak perlu pakai cara ala netizen yang kalau beda
pendapat langsung nyinyir, lapor akun, atau komentar: “Udah aku duga kamu
cebong/kapir/Nabi palsu.”
Islam mengajarkan kebebasan berpikir, bukan kebebasan ngomporin.
Tapi sayangnya, di era digital ini, kita sering merasa terjajah bukan oleh
tentara, tapi oleh komentar akun palsu dan ustaz
filter TikTok yang bilang semua dosa kecuali nonton kontennya.
Kemerdekaan 5.0: Lawan Penjajahan Versi Premium
Jadi, kemerdekaan itu bukan cuma soal upacara, tapi soal:
- Merdeka
dari iklan tahu bulat yang muncul saat nonton ceramah.
- Merdeka
dari teror utang online yang lebih horor dari film Korea.
- Merdeka
dari ketakutan nulis status jujur karena takut dilaporkan “melanggar UU
ITE.”
Kalau dulu penjajah datang bawa meriam, sekarang penjajah
datang bawa promo flash sale, clickbait, dan FYP. Kalau dulu kita disuruh kerja
rodi, sekarang kita kerja lembur demi beli HP baru—yang ternyata dipakai cuma
buat main Candy Crush dan ngintip story mantan.
Penutup: Merdeka atau Sekadar Me-Radak?
Di usia ke-80 kemerdekaan, mari kita refleksi: apakah kita
benar-benar merdeka, atau hanya upgrade dari dijajah VOC menjadi dijajah “Voice
Over Caption”?
Kemerdekaan sejati menurut Al-Qur’an bukan hanya keluar dari
penjajahan fisik, tapi juga dari perbudakan spiritual, ketakutan sosial, dan
obsesi terhadap filter Instagram. Maka dari itu, mari kita lanjutkan perjuangan
para pahlawan—dengan cara yang lebih kontemporer: lawan hoaks, berhenti
overthinking, dan jangan lupa logout dari yang toxic.
Merdeka? Atau masih takut buka dompet tanggal tua?
Kalau kamu setuju, yuk kibarkan semangat merdeka dari
algoritma yang menindas. Minimal, merdeka dulu dari notifikasi Shopee jam 3
pagi.
abah-arul.blogspot.com., Agustus 2025
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.