Pendahuluan
Di dunia kerja, wawancara itu ibarat kencan pertama—bedanya, di kencan pertama
jarang ada yang nanya, “Bagaimana Anda menangani krisis etika di tempat
kerja?” Tapi di ruang wawancara, pertanyaan semacam itu bisa muncul lengkap
dengan tatapan pewawancara yang seolah tahu semua rahasia hidup Anda, termasuk
alasan kenapa Anda masih single.
Belum lama ini, ada sebuah utas viral berisi “70
Pertanyaan Wawancara Tersulit”. Isinya bukan sekadar pertanyaan, tapi
kombinasi antara psikotes, tanya-jawab ala Miss Universe, dan sedikit tes
kesabaran mental.
Isi Utas (Versi Jenaka)
- Pengantar dan Dasar DiriPertanyaan pertama biasanya klasik: “Ceritakan tentang diri Anda.”Kandidat yang gugup biasanya jawab: “Nama saya Budi, umur segini, suka bakso.”Versi “ideal” yang disarankan: jawab dengan resume mini yang terstruktur, biar pewawancara merasa, “Hmm… calon karyawan ini sudah di-marinade dengan baik.”
- Situasional dan BehavioralMisalnya: “Bagaimana Anda menghadapi situasi yang penuh ketidakpastian?”Jawaban versi panduan: memecah masalah, riset, fokus.Jawaban versi manusia normal: “Saya panik dulu, baru pelan-pelan mikir.”
- Manajemen dan AdaptasiPertanyaan: “Bagaimana Anda menangani tekanan tinggi?”Versi panduan: “Tetap tenang, prioritaskan, dan pecah masalah jadi bagian kecil.”Versi dunia nyata: “Minum kopi tiga gelas, pasang playlist rock, lalu berharap deadline dibatalkan.”
- Kepemimpinan dan TimPertanyaan: “Bisakah Anda menengahi konflik tim?”Versi panduan: “Saya memfasilitasi komunikasi terbuka hingga tercapai kompromi.”Versi kehidupan: “Saya beli gorengan buat semua orang, lalu diam-diam hapus grup WhatsApp tim.”
Kelebihan dan Kekurangan (Tetap Jenaka)
✅
Kelebihan:
- Bisa
jadi buku saku bertahan hidup di rimba wawancara.
- Cocok
untuk yang ingin tampil seperti pahlawan tanpa cela di hadapan
pewawancara.
❌ Kekurangan:
- Terlalu
sempurna—kalau dipakai mentah-mentah, pewawancara bisa curiga Anda robot.
- Tidak
ada pertanyaan penting seperti: “Kalau printer kantor macet, siapa yang
Anda salahkan duluan?”
Penutup
Intinya, daftar ini seperti contekan sekolah—berguna, tapi jangan dibaca
mentah-mentah. Personalisasi jawabannya biar tidak terdengar seperti AI yang
kebanyakan ikut seminar motivasi.
Kalau Anda menyimpan daftar ini, siap-siap saja: wawancara kerja berikutnya
akan terasa lebih mudah… atau minimal, Anda bisa menjawab dengan percaya diri
sebelum kembali panik di toilet.
abah-arul.blogspot.com., Agustus 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.