Sabtu, 30 Agustus 2025

Sambutan Pemberangkatan Umroh

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Hadirin yang dirahmati Allah,
Hari ini saya berdiri di depan bapak-ibu semua dengan hati campur aduk. Ada haru, ada bangga, dan tentu saja ada sedikit panik… soalnya mulai hari ini, saya resmi ditinggal istri berangkat umroh. Artinya: beberapa minggu ke depan, saya harus berdamai dengan dapur, cucian, dan kemungkinan besar… nasi gosong.

Kalau biasanya saya cukup meridhoi istri pergi ke pasar atau arisan RT, kali ini levelnya naik: saya meridhoi beliau ke Tanah Suci. Berat, memang berat. Karena kalau ke pasar, masih bisa saya titipi cabai, bawang, dan daftar belanja. Tapi kalau ke Makkah, jangankan nitip bawang, nitip doa saja belum tentu masuk prioritas.

Saya sempat bilang ke istri, “Tolong ya Bu, doakan saya panjang umur, rezeki lancar, dan… kalau bisa biar berat badan saya turun juga.” Eh, dijawabnya enteng: “InsyaAllah saya doakan. Tapi kalau mau cepat kurus ya gampang, tanpa aku di rumah, kamu pasti diet alami.”

Hadirin sekalian,
Biasanya setiap pagi saya bangun ada kopi panas. Nah, mulai besok, kemungkinan besar yang menyapa saya adalah mi instan. Jadi kalau nanti saya tampak lebih kurus sepulang beliau, mohon jangan dikira saya kena cobaan besar. Itu cuma efek samping “program darurat” selama ditinggal istri.

Tentu saja, saya ikhlas melepas beliau berangkat dengan doa terbaik. Semoga perjalanan umroh ini lancar, ibadahnya diterima Allah, dan pulangnya nanti bukan hanya bawa oleh-oleh kurma, tapi juga bawa kesabaran ekstra menghadapi suaminya—yang kadang pura-pura tidur biar lolos dari tugas nyapu.

Akhir kata, mari kita doakan bersama: semoga perjalanan ini penuh berkah, doa-doa beliau dikabulkan, dan semoga kita semua diberi kesempatan menyusul menunaikan ibadah ke Baitullah.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

abah-arul.blogspot.com., Agustus 2025

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.