Oleh: Seorang Mantan Pekerja Manual yang Kini Jadi Mitra
ChatGPT
Bayangkan suatu hari, Anda datang ke kantor dengan penuh
semangat, bawa kopi panas, pakai baju batik terbaik, dan yakin hari ini akan
dipromosikan. Tapi tiba-tiba, kursi Anda sudah ditempati… oleh seorang manusia
setengah robot yang kerja pakai AI. Namanya Pak Gunawan, dulunya tukang ketik
laporan bulanan, sekarang sudah jadi “AI-augmented Human.” Dan Anda? Digeser pelan-pelan, tanpa kata perpisahan, hanya diantar oleh
notifikasi: “Your position has been optimized.”
AI: Asisten atau Ancaman?
Kita dulu takut robot bakal menggantikan kita. Ternyata
bukan robot humanoid ala Terminator yang datang. Yang datang malah Google
Sheet yang bisa ngomong, Canva yang bisa mendesain sendiri, dan si
ChatGPT yang suka sok akrab.
Mereka tidak minta gaji, tidak izin cuti, dan tidak pernah
ngeluh sinyal lemot.
Cuma minta: "Prompt yang jelas."
Dan sekarang, dunia kerja bukan lagi antara “kerja keras” vs
“kerja cerdas,”
tapi antara:
“Kerja pakai AI” vs “kerja sambil terancam PHK.”
Bukan Diganti, Tapi Di-Upgrade
Kutipannya jelas:
“It’s not about AI replacing humans. It’s about AI-augmented
humans replacing those who refuse to adapt.”
Artinya, bukan kita yang digantikan... tapi versi kita
yang masih manual itu yang di-depak.
Kalau Anda masih nulis laporan pakai Word, sementara rekan sebelah sudah pakai
ChatGPT buat bikin draft lengkap plus jokes bonus, ya… siapa yang bakal dikasih
bonus akhir tahun?
Window of Opportunity: Jendela Itu Mulai Ditutup
Ingat kalimat ini?
“The window to position yourself is closing fast.”
Itu bukan iklan promo Flash Sale. Itu realita.
Kalau dulu belajar Microsoft Excel dianggap cukup, sekarang Anda harus tahu cara
membuat prompt AI yang tidak bikin si AI minta klarifikasi lima kali.
Cepat atau lambat, orang yang tidak mau belajar AI, akan
belajar sesuatu yang lain:
"Cara membuat surat pengunduran diri."
Tips Bertahan di Era AI:
- Jangan
gengsi tanya ke AI – Toh, AI tidak bakal menertawakan Anda (walau
kadang jawabannya menyesatkan dengan penuh percaya diri).
- Belajar
prompt engineering – Ini bukan sulap. Ini jurus ninja zaman digital.
- Berhenti
berdoa minta promosi tanpa belajar teknologi baru – Tuhan pun sudah
kasih tanda lewat algoritma.
Penutup: Bangkitlah, Hai Makhluk Analog!
AI itu bukan musuh. Dia hanya... terlalu rajin dan tidak
butuh tidur.
Daripada iri, mending dijadikan tim kerja.
Karena kalau tidak?
Si AI akan tetap kerja…
…dan Anda akan tetap di grup alumni, nanya lowongan baru.
“Bukan AI yang akan mencuri pekerjaanmu.
Tapi orang yang pakai AI — sambil ngopi santai — itulah yang akan
menggantikanmu.”
Selamat beradaptasi. Atau minimal, siapkan template lamaran
kerja baru.
abah-arul.blogspot.com., Juli 2025
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.