Minggu, 27 Juli 2025

“Menyusutkan Keinginan: Cara Hemat Menuju Surga Dunia”


Mari kita akui dulu satu hal: manusia adalah makhluk rakus. Kita bukan hanya ingin makan, kita ingin makan yang enak, estetik, bisa di-upload ke Instagram, dan — kalau bisa — dibayar untuk makan itu. Maka ketika KH Zakky Mubarak, Mustasyar PBNU, berkata bahwa terlalu banyak keinginan adalah sumber penderitaan, saya langsung merasa tertampar. Bukan oleh dalil, tapi oleh tumpukan wishlist e-commerce saya yang sudah mencapai panjang kitab Ihya’.

Kiai Zakky menyarankan hidup bahagia itu caranya sederhana: batasi keinginan. Katanya, sukses itu bukan dari jumlah mimpi, tapi dari banyaknya mimpi yang bisa diselesaikan. Jadi kalau Anda punya 20 rencana dan cuma jadi 4, itu bukan sukses, itu spreadsheet gagal.

Coba bayangkan:

  • Keinginan: Punya rumah, mobil, apartemen, istri 4, bisnis 5, traveling ke Swiss, feed IG estetik, dan anak hafidz semua.
  • Realita: KTP masih ngontrak, motor dicicil, anak hafal opening Naruto, dan bisnis hanya berupa ide yang tertulis di belakang struk Indomaret.

Sakit? Jelas.
Tapi, kata Kiai Zakky, itu karena kita punya harapan seluas galaksi tapi tenaga cuma cukup buat nyapu halaman.

Kiai kita ini sebenarnya sedang memperkenalkan satu ilmu hidup penting: Minimalisme Nahdliyin. Gaya hidup ini bukan sekadar menolak kapitalisme, tapi menolak keinginan itu sendiri. Jadi bukan "beli baju baru agar tampil keren", tapi "pakai sarung yang sama biar tidak bingung mix and match". Anti-bling, pro-sarung bolong.

Maka dari itu, saya putuskan untuk mencoba hidup sesuai anjuran beliau:

  • Wishlist Shopee saya pangkas dari 178 jadi 3 item: sabun, sajadah, dan... satu lagi entah kenapa masih ada tanaman hias glowing.
  • Target hidup dari “menjadi CEO Unicorn” saya sederhanakan menjadi “tidak tidur habis subuh”.
  • Dan kalau bisa, keinginan tahun ini cukup satu: tidak menambah keinginan.

Sungguh, hidup terasa lebih ringan sejak saya berhenti membandingkan diri dengan orang yang liburannya di Bali padahal saya baru liburan ke warung seberang.

Karena itu, mari kita wariskan pada generasi selanjutnya semboyan baru:

“Bermimpilah setinggi langit, tapi mimpinya cukup satu. Biar gampang dicapai.”

Dan jika masih belum bisa bahagia juga, mungkin Anda bukan kurang keinginan, tapi kurang tidur. Atau, bisa juga terlalu banyak ikut webinar "Menjadi Kaya Dalam 10 Hari".

Akhir kata:

Jangan takut gagal, takutlah kalau wishlist-mu bikin kamu stres dan bikin utang bertambah hanya demi barang yang nanti dipakai 3 hari, lalu dilupakan.

Semoga kita bisa bahagia bukan karena memiliki semuanya, tapi karena tidak menginginkan semuanya.

 abah-arul.blogspot.com., Juli 2025

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.