Mari kita akui dulu satu hal: manusia adalah makhluk rakus. Kita bukan hanya ingin makan, kita ingin makan yang enak, estetik, bisa di-upload ke Instagram, dan — kalau bisa — dibayar untuk makan itu. Maka ketika KH Zakky Mubarak, Mustasyar PBNU, berkata bahwa terlalu banyak keinginan adalah sumber penderitaan, saya langsung merasa tertampar. Bukan oleh dalil, tapi oleh tumpukan wishlist e-commerce saya yang sudah mencapai panjang kitab Ihya’.
Kiai Zakky menyarankan hidup bahagia itu caranya sederhana: batasi
keinginan. Katanya, sukses itu bukan dari jumlah mimpi, tapi dari banyaknya
mimpi yang bisa diselesaikan. Jadi kalau Anda punya 20 rencana dan cuma jadi 4,
itu bukan sukses, itu spreadsheet gagal.
Coba bayangkan:
- Keinginan:
Punya rumah, mobil, apartemen, istri 4, bisnis 5, traveling ke Swiss, feed
IG estetik, dan anak hafidz semua.
- Realita:
KTP masih ngontrak, motor dicicil, anak hafal opening Naruto, dan bisnis
hanya berupa ide yang tertulis di belakang struk Indomaret.
Kiai kita ini sebenarnya sedang memperkenalkan satu ilmu
hidup penting: Minimalisme Nahdliyin. Gaya hidup ini bukan sekadar
menolak kapitalisme, tapi menolak keinginan itu sendiri. Jadi bukan
"beli baju baru agar tampil keren", tapi "pakai sarung yang sama
biar tidak bingung mix and match". Anti-bling, pro-sarung bolong.
Maka dari itu, saya putuskan untuk mencoba hidup sesuai
anjuran beliau:
- Wishlist
Shopee saya pangkas dari 178 jadi 3 item: sabun, sajadah, dan... satu lagi
entah kenapa masih ada tanaman hias glowing.
- Target
hidup dari “menjadi CEO Unicorn” saya sederhanakan menjadi “tidak tidur
habis subuh”.
- Dan
kalau bisa, keinginan tahun ini cukup satu: tidak menambah keinginan.
Sungguh, hidup terasa lebih ringan sejak saya berhenti
membandingkan diri dengan orang yang liburannya di Bali padahal saya baru
liburan ke warung seberang.
Karena itu, mari kita wariskan pada generasi selanjutnya
semboyan baru:
“Bermimpilah setinggi langit, tapi mimpinya cukup satu. Biar
gampang dicapai.”
Dan jika masih belum bisa bahagia juga, mungkin Anda bukan kurang keinginan, tapi kurang tidur. Atau, bisa juga terlalu banyak ikut webinar "Menjadi Kaya Dalam 10 Hari".
Akhir kata:
Jangan takut gagal, takutlah kalau wishlist-mu bikin kamu
stres dan bikin utang bertambah hanya demi barang yang nanti dipakai 3 hari,
lalu dilupakan.
Semoga kita bisa bahagia bukan karena memiliki semuanya,
tapi karena tidak menginginkan semuanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.