Selasa, 22 Juli 2025

"Koperasi Merah Putih: Dari Lidi Jadi Lada Ekonomi"

 

Tanggal 21 Juli 2025 akan dikenang sebagai hari ketika ekonomi rakyat tidak lagi sekadar urusan pasar, tapi juga urusan lidi. Betul! Karena menurut pidato yang saya dengar sambil nyambi ngupas bawang di dapur, koperasi itu ibarat seikat lidi: kalau sendiri ya lemah, tapi kalau digabung bisa jadi sapu yang mampu menyapu... utang, harapannya.

Hari itu, secara resmi diluncurkan 80.081 Koperasi Merah Putih serentak di seluruh Indonesia. Jumlahnya luar biasa. Bahkan lebih banyak dari jumlah mantan gebetan saya yang cuma empat, itu pun dua sudah jadi anggota koperasi duluan karena ada diskon minyak goreng.

Kata Pak Pimpinan, koperasi-koperasi ini akan memperpendek rantai distribusi. Artinya, semoga nanti kalau saya beli cabai, nggak perlu lewat tengkulak, cucu tengkulak, cicit tengkulak, dan dropshipper online yang markup-nya lebih galak dari debt collector. Bayangkan kalau semua bahan pokok bisa didapat langsung dari koperasi. Harga beras jadi manusiawi, telur tidak semahal drama Korea, dan minyak goreng tidak perlu lagi disembunyikan di balik etalase kayak harta karun.

Lebih menarik lagi, koperasi ini bukan cuma untuk urusan ekonomi. Tapi katanya juga bisa jadi alat kedaulatan rakyat. Saya jadi bayangin, nanti di tiap desa ada rapat akbar dengan agenda sakral: “Harga galon naik, apakah kita setujui?” Diikuti oleh suara warga yang angkat tangan sambil ngemil gorengan dari warung koperasi.

Namun, seperti halnya lidi, koperasi juga bisa patah kalau salah diikat. Kalau pengurusnya cuma ngurusin selfie dan pencitraan di TikTok, atau kalau rapatnya isinya cuma ngebahas menu konsumsi dan siapa yang bawa sound system, ya susah. Bukannya memperpendek rantai distribusi, malah memperpanjang utang kasbon.

Tapi mari kita optimis. Ini zaman gotong royong digital. Mungkin sebentar lagi kita bisa belanja sayur via aplikasi “KopSay” (Koperasi Sayur), top up token listrik lewat “KopListrik”, bahkan cari jodoh petani setia lewat “KopCinta” (Koperasi Cinta dan Ketahanan Rumah Tangga).

Jadi, selamat datang Koperasi Merah Putih. Semoga engkau bukan sekadar lembaga, tapi jadi tempat di mana rakyat bisa nyicil sembako, nyetor harapan, dan menarik masa depan yang lebih waras. Karena di zaman algoritma ini, cuma koperasi yang masih bisa mengajarkan satu hal: kemajuan itu harus dirancang bersama, bukan diserahkan ke harga pasar.

Dan ingat, kalau ada yang bilang “koperasi itu kuno,” jawab saja: "Justru yang kuno itulah yang awet. Lihat saja nasi uduk, dari dulu nggak pernah salah."

 abah-arul.blogspot.com

Juli, 20225

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.