Minggu, 20 Juli 2025

🤖 "Sholat Robotik: Ketika Si Koma Dapat Pahala Jamaah?"


Bayangkan:
Di ruang ICU sebuah rumah sakit canggih masa depan, seorang pasien bernama Pak Koma (bukan nama asli), sedang tidur panjang sejak 2023. Tubuhnya diam. Dokter bilang: “Masih ada gelombang otak ringan, Pak. Otaknya kayak WiFi lemot, tapi belum putus.”

Keluarga menangis.
Tapi cucunya, mahasiswa teknik robotik syar’i dari kampus STAIT (Sekolah Tinggi Artificial Intelligence Terpadu), punya ide:

“Bagaimana kalau kita bikin robot sholat yang terkoneksi ke otaknya, biar kakek tetap bisa sholat meski koma?”

Seketika itu juga, lahirlah prototype robot bernama ROBI SHOLAT v.1.1.
Tugasnya sederhana:

  • Kalau otak pasien kedip frekuensi tertentu, robot berdiri.
  • Kalau gelombang alpha naik, robot takbir.
  • Kalau beta turun, robot sujud.
  • Kalau otak ngadat, ya... robotnya diem, zikir aja.

Di masjid rumah sakit, terjadi kehebohan. Robot itu ikut sholat berjamaah sambil bergumam dalam suara speaker kecil,

"Subhaana rabbiyal ‘azhiim... Ini atas nama pasien Koma bin Subarkah."

Jamaah bingung:

  • “Ini robot... jadi imam?”
  • “Kalau robot khusyuk, kita gimana?”
  • “Kalau robotnya khilaf, makmum gimana?”

 

🧕 Fikih Bergidik

Ustaz Zainul Fikih langsung buka kitab:

“Sholat itu syaratnya akal, niat, dan sadar waktu takbir. Lah si pasien aja nggak sadar, masa robotnya dapat pahala?”

Mahasiswa robotik membela:

“Tapi kan ini pakai EEG otak, ustaz. Jadi tetap ada gelombang niat!”

Ustaz terdiam. Mikir keras.

“Niat itu tempatnya di hati, bukan di colokan USB!”

 

💡 Simpulan (yang nyaris absurd tapi masuk akal)

Ternyata, secanggih apa pun teknologi:

  • Robot bisa sholat,
  • Tapi robot nggak bisa niat.
  • Pasien koma pun nggak bisa sholat—karena sedang tak wajib.
  • Yang bisa sholat, ya... yang sadar dan niat. Meski cuma bisa kedip sekali buat takbir.

Teknologi hanya bisa bantu, bukan ganti. Kalau niatnya absen, ya sholatnya kayak robot ngaji di TikTok—merdu tapi tidak berpahala.

 

🤲 Jadi, Jangan Takut Sakit

Allah itu Maha Pengertian.
Orang sakit, kalau tak mampu sholat, dapat pahala seperti biasa — asal sebelumnya rajin.

"Jika seorang hamba sakit atau bepergian, maka dituliskan baginya pahala amal yang biasa ia lakukan ketika sehat atau tidak bepergian."
(HR. Bukhari)

Robot boleh bantu sujud, tapi rahmat Allah yang ngangkat derajat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.