Intellectia dipromosikan sebagai
“masa depan investasi” — alias kamu bisa duduk santai, sambil makan kerupuk,
dan robotmu yang sibuk ngecek indeks Nikkei, dolar AS, dan isi dompetmu.
Katanya sih AI ini:
- Cepat: kayak mantan yang ninggalin pas kamu
lagi sayang-sayangnya.
- Akurat: kayak ibu-ibu kalau nebak kamu belum
makan dari nada napasmu.
- Bebas emosi: ya iyalah, robot kan nggak
punya mantan!
Tapi... tunggu dulu, Sobat Cuan.
Di balik janji manis ini, ternyata si AI juga bisa:
- Overfitting: kayak teman yang ngotot pakai
filter sampai mukanya kayak panci teflon.
- Black box: alias kamu nggak tahu dia
ngapain, tapi tiba-tiba duitmu tinggal kenangan.
- Rugi: yup, kalau salah setel, AI-nya bisa
nyangka kamu mau beli saham gorengan literal — terus beliin tahu isi 2
ton.
Promosi ini ngajak kita buat
nyoba Intellectia lewat link Try.intellectia.ai — gratis katanya. Tapi
inget, “gratis” dalam dunia investasi itu kayak mantan yang bilang “nggak
apa-apa kok kamu sama dia” — selalu ada jebakan!
Jadi, boleh aja kamu pakai AI buat bantuin trading, tapi jangan jadi budaknya. AI itu alat bantu, bukan juru selamat. Karena ketika AI mulai bilang: “Saya rasa Anda perlu menjual rumah untuk beli Dogecoin,” itu saatnya kamu cabut kabelnya dan ajak AI-nya nonton sinetron biar dia belajar emosi.
Kesimpulan jenaka:
Intellectia itu pintar, tapi kamu juga harus lebih pintar. Jangan sampai kamu
trading bareng robot, eh malah robotnya yang liburan ke Bali, kamu yang tinggal
utangnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.