Senin, 14 Juli 2025

Cerpen :

 

Ayam, Sayur, dan Ayahku

Namaku Dira. Aku kelas lima SD. Rumahku sederhana, di ujung deretan perumahan yang baru dibangun dua tahun lalu. Ayahku, Pak Raji, bukan orang kota. Tapi dia orang yang keras kepala. Tiap pagi, ia ke ladang kecil di belakang rumah, bawa cangkul dan ember. Menanam sayur, menyiram, dan menatap langit seolah sedang bicara dengan awan.

Di sebelah rumah, ada Pak Darmo. Beliau beternak ayam. Banyak ayamnya, suaranya ramai tiap sore. Kadang bikin aku susah belajar. Tapi yang bikin ayahku kesal, ayam-ayam itu sering masuk ladang. Menginjak tomat, makan daun kangkung, bahkan berak di antara cabai.

“Ayam-ayam Darmo itu, bikin rusak semuanya,” gerutu ayah sambil membetulkan topi lusuhnya.

Aku pernah lihat sendiri. Waktu ikut ayah ke ladang, aku lihat seekor ayam hitam berdiri gagah di tengah bedengan bayam. Lucu sebenarnya. Tapi ayah langsung mengusirnya, sambil marah-marah sendiri.

Suatu malam, aku dengar ayah dan ibu bicara di ruang tamu.

“Kalau punya duit, aku pengin pagar ladang. Tapi panen ini juga belum cukup,” kata ayah.

“Kenapa nggak bicara baik-baik sama Pak Darmo? Bukan malah saling diam.”

Ayah diam. Lalu mengangguk kecil.

Esoknya, kejutan datang. Ayah dan Pak Darmo duduk bareng di bawah pohon waru, membawa bambu, palu, dan tali rafia. Aku bantu mengikat bambu. Mereka mulai membangun pagar sederhana di sekeliling ladang ayah.

“Pak, ayam-ayam sampeyan nanti makan di mana?” tanya ayah.

“Nanti saya bikin tempat makan di dekat kandang. Saya juga kasih sisa bebijian dari kebun tetangga yang tak dipakai.”

Dan benar. Sekarang, ayam-ayam itu tak lagi masuk ladang. Mereka punya tempat makan sendiri, dan ayahku bisa tersenyum lagi saat melihat tomat-tomat kecil mulai memerah.

Aku belajar sesuatu dari itu semua.

Kadang, orang dewasa terlalu lama menunggu untuk bicara. Padahal, kalau saling mau bantu sedikit, dunia bisa jadi lebih damai—untuk ayam, untuk sayur, dan untuk anak-anak seperti aku.

 Juli, 2025

abah-arul.blogspot.com

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.