Bayangkan sebuah dunia di mana ide brilian seperti “bikin aplikasi buat deteksi mood kucing dari raut mukanya” tidak lagi berakhir di tong sampah karena pembuat idenya cuma bisa PowerPoint. Selamat datang di era The Great Leveling Effect, tempat di mana semua orang, termasuk paman Anda yang biasanya cuma pakai WhatsApp untuk kirim stiker motivasi, bisa jadi developer.
Dulu, kalau seseorang punya ide aplikasi, dialognya
kira-kira begini:
Sekarang? Cukup bilang ke AI, “Buatkan saya aplikasi yang ngingetin orang buat minum air tiap dua jam, tapi dengan suara penyemangat ala Mario Bros.” Dan boom—jadilah aplikasi Ngompolin versi beta.
Ketika Desainer Jadi Teknisi, dan Teknisi Mulai Berpantun
Perubahan ini seperti menonton acara sulap: tiba-tiba,
desainer grafis bisa bikin program, dan programmer malah buka akun puisi di
Instagram. Dunia terbalik? Tidak. Dunia merdeka!
AI menghapus batas antara “yang bisa ide” dan “yang
bisa coding.” Sekarang, dua-duanya bisa kerja bareng... bahkan dalam satu
kepala. Anda bisa jadi desainer, penulis, teknisi, dan penjual bakso—asal pakai
AI.
Dan programmer, yang dulu kerjaannya ngetik ribuan baris
kode sambil nahan migrain, sekarang bisa bilang,
“ChatGPT, tolong refactor kode ini sambil bikinin saya puisi haiku tentang bug semalam.”
Inklusif Sekali, Sampai Mbah RT Juga Bisa Bikin Aplikasi
Batas teknis sudah hilang. Ibu-ibu arisan sekarang bisa
bikin sistem voting digital buat milih siapa yang masak minggu depan. Bahkan
anak-anak SD bisa bikin game edukasi bertema “Cacing Belajar Menari.”
Namun, di balik tawa, ada tragedi sunyi: para developer
senior mulai kehilangan satu kalimat sakral yang biasa jadi bahan ancaman:
“Kalau gampang, coba kamu coding sendiri!”
Sekarang, semua orang bisa coding sendiri. Bahkan kucing pun, kalau diajak bicara via AI, bisa bikin skrip otomatisasi jadwal ngemil.
Kesimpulan: Hati-hati, Dunia Sudah Tanpa Pintu Masuk
Dunia ini dulu seperti rumah elite berpagar tinggi: hanya
orang-orang teknis yang punya kunci. Tapi sekarang, semua dinding roboh seperti
Jenga dimainkan bayi. Semua masuk, semua bisa bangun istana... atau jebakan
Batman.
Apakah ini baik? Tentu. Tapi dengan kekuatan besar datang
pula tanggung jawab besar—terutama tanggung jawab untuk tidak membuat aplikasi
yang gunanya cuma manggil suara kentut tiap ditekan.
Jadi, selamat datang di zaman di mana semua orang jadi
programmer. Tak ada lagi alasan malas. Tak ada lagi kalimat “aku cuma ide
doang.” Kini, semua ide bisa diwujudkan... termasuk ide-ide konyol. Maka
gunakanlah AI Anda dengan bijak. Dan jangan lupa: save project-nya, jangan
cuma bilang ‘nanti gue backup kok’.
abah-arul.blogspot.com, Juli 2025
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.