Selasa, 29 Juli 2025

"Semua Orang Jadi Programmer: Dunia Tanpa 'Bro, Bisa Tolong Codingin Gak?"

 

Bayangkan sebuah dunia di mana ide brilian seperti “bikin aplikasi buat deteksi mood kucing dari raut mukanya” tidak lagi berakhir di tong sampah karena pembuat idenya cuma bisa PowerPoint. Selamat datang di era The Great Leveling Effect, tempat di mana semua orang, termasuk paman Anda yang biasanya cuma pakai WhatsApp untuk kirim stiker motivasi, bisa jadi developer.

Dulu, kalau seseorang punya ide aplikasi, dialognya kira-kira begini:

Orang kreatif: “Gue ada ide nih, aplikasi buat bantu orang insomnia.”
Programmer: “Menarik. Udah bikin mockup?”
Orang kreatif: “Mockup apaan?”
Programmer: left the chat

Sekarang? Cukup bilang ke AI, “Buatkan saya aplikasi yang ngingetin orang buat minum air tiap dua jam, tapi dengan suara penyemangat ala Mario Bros.” Dan boom—jadilah aplikasi Ngompolin versi beta.

Ketika Desainer Jadi Teknisi, dan Teknisi Mulai Berpantun

Perubahan ini seperti menonton acara sulap: tiba-tiba, desainer grafis bisa bikin program, dan programmer malah buka akun puisi di Instagram. Dunia terbalik? Tidak. Dunia merdeka!

AI menghapus batas antara “yang bisa ide” dan “yang bisa coding.” Sekarang, dua-duanya bisa kerja bareng... bahkan dalam satu kepala. Anda bisa jadi desainer, penulis, teknisi, dan penjual bakso—asal pakai AI.

Dan programmer, yang dulu kerjaannya ngetik ribuan baris kode sambil nahan migrain, sekarang bisa bilang,

“ChatGPT, tolong refactor kode ini sambil bikinin saya puisi haiku tentang bug semalam.”

Inklusif Sekali, Sampai Mbah RT Juga Bisa Bikin Aplikasi

Batas teknis sudah hilang. Ibu-ibu arisan sekarang bisa bikin sistem voting digital buat milih siapa yang masak minggu depan. Bahkan anak-anak SD bisa bikin game edukasi bertema “Cacing Belajar Menari.”

Namun, di balik tawa, ada tragedi sunyi: para developer senior mulai kehilangan satu kalimat sakral yang biasa jadi bahan ancaman:

“Kalau gampang, coba kamu coding sendiri!”

Sekarang, semua orang bisa coding sendiri. Bahkan kucing pun, kalau diajak bicara via AI, bisa bikin skrip otomatisasi jadwal ngemil.

Kesimpulan: Hati-hati, Dunia Sudah Tanpa Pintu Masuk

Dunia ini dulu seperti rumah elite berpagar tinggi: hanya orang-orang teknis yang punya kunci. Tapi sekarang, semua dinding roboh seperti Jenga dimainkan bayi. Semua masuk, semua bisa bangun istana... atau jebakan Batman.

Apakah ini baik? Tentu. Tapi dengan kekuatan besar datang pula tanggung jawab besar—terutama tanggung jawab untuk tidak membuat aplikasi yang gunanya cuma manggil suara kentut tiap ditekan.

Jadi, selamat datang di zaman di mana semua orang jadi programmer. Tak ada lagi alasan malas. Tak ada lagi kalimat “aku cuma ide doang.” Kini, semua ide bisa diwujudkan... termasuk ide-ide konyol. Maka gunakanlah AI Anda dengan bijak. Dan jangan lupa: save project-nya, jangan cuma bilang ‘nanti gue backup kok’.

abah-arul.blogspot.com, Juli 2025

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.