Jauh sebelum kita kenal istilah startup unicorn, ternyata nenek moyang kita sudah punya bisnis internasional yang wangi: ekspor kapur barus dan kemenyan. Bayangkan, sekitar 2.500 SM—zaman ketika listrik belum ada dan sandal jepit belum ditemukan—orang-orang Barus di Sumatera Utara sudah jadi founder dagangannya sendiri. Modalnya sederhana: pohon, aroma semerbak, dan jaringan pelabuhan alami.
Kapur barus sendiri bukan sekadar pewangi lemari kayak
sekarang. Di masa lalu, dia multi-talented: bisa jadi pengawet mayat,
obat-obatan, sampai essential oil premium untuk ritual keagamaan.
Sementara kemenyan, selain membuat suasana sakral, mungkin juga jadi alasan
banyak tamu di rumah orang Barus betah—karena wanginya bikin tenang (atau
minimal bikin nyamuk minggat).
Yang menarik, perdagangan kapur barus dan kemenyan bukan
cuma soal ekonomi, tapi juga networking internasional. Pedagang Arab
datang sebelum Nabi Muhammad lahir, lalu pulang membawa kapur barus untuk
pemandian jenazah. Pedagang Cina datang, mungkin sambil iseng mencari inspirasi
nama untuk kue bakpao. Pedagang India mampir juga, entah sekalian tukar resep
kari atau cuma ingin tahu kenapa aroma Barus bisa bikin damai.
Secara ekonomi, dua komoditas ini bisa dibilang “emas hijau”
Nusantara. Kita dulu belum kenal tambang nikel atau batu bara, tapi sudah punya
bisnis yang membuat nenek moyang kita makmur tanpa harus ikut MLM.
Bahkan, efek samping perdagangan ini adalah cultural exchange. Ada
istilah-istilah lokal yang terinspirasi budaya Cina dan India, bukti bahwa dulu
orang Barus bukan hanya menjual wangi, tapi juga membeli ide.
Kesimpulannya, sebelum Indonesia merdeka, nenek moyang kita
sudah lebih global daripada kita yang sering update status “travelling
ke luar negeri” padahal baru nyebrang ke Singapura. Kapur barus dan kemenyan
adalah bukti bahwa dari dulu bangsa kita punya talenta di bidang perdagangan
internasional—bahkan tanpa internet dan TikTok Shop.
Jadi, kalau sekarang ada yang bilang orang Indonesia baru go
international karena K-Pop atau export Indomie, coba bilang:
“Bro, nenek moyang gue udah jualan kemenyan ke Firaun ribuan
tahun lalu.”
abah-arul.blogspot.com., Agustus 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.