Minggu, 09 Oktober 2011

Berjuang dulu baru berdendang


Oleh :Imam Burhanuddin
Di akui atau tidak selama ini ada gap antara MWC NU dan para senior yang juga pemerhati, praktisi, perintis dan juga pengurus lembag-lembaga pendidikan Ma’arif NU Ajibarang sejak kepengurusan sebelum kepemimpinan MWC NU yang sekarang, ada kesenjangan komunikasi antara keduanya, antara lembaga dan para senior mereka.
Jadi sangatlah wajar ketika para senior waktu itu yang meminta MWC NU untuk mengadakan pertemuan dengan mereka itu terselip pertanyaan-pertanyaan di benak pengurus MWC NU, ada apa gerangan, kadingaren mereka mau cawe-cawe dengan MWC NU Ajibarang. 

Kesempatan yang baik ini direspon dengan cepat untuk segera diadakan pertemuan. Dibuatlah undangan pertemuan dengan nomer surat Istimewa/MWC.11.33.9/II/2010. Namun entah karena apa yang tanda tangan surat tidak seperti biasanya, tanpa membubuhkan sekretaris dan katib syuriyah NU dan undangan untuk pengurus MWC NU pun tak semuanya di undang. (MWC yang hadir K Zuhdi Azhari, Ahmad Sofyan SP.d; unsur Syuriyah. Amrudin Ma’ruf, Ahmad Syafii, Imam Burhanuddin dan Khafi dari unsur Tanfidziyah). 

Tempat pertemuan di rumah Drs. H. Djamil Munthoha, Lesmana di hari Selasa Kliwon, 16 Februari 2010 M/2 Rabi’ul Awwal 1431 H pukul 20.00 wib sampai dengan selesai. Dengan agenda Pertemuan Khusus antara Pengurus SMK dan SMU Ma’arif NU 1 Ajibarang dalam Rangka Pembahasan Pengelolaan Sekolah yang Lebih Mendalam.
Berbicara tentang awal konflik, itu terjadi ketika kepengurusan MWC NU Ajibarang di bawah kepemimpinan K. Masruri Zain dan H. Ahmad Sobirin yang pengurusannya didominasi anak muda yang tidak puas dengan kebijakan-kebijakan MWC NU yang sebelumnya karena keekstablisannya sehingga tidak bisa tersentuh oleh masukan-masukan dari luar komunitas mereka. 

Salah satu contoh perangkapan jabatan pengurus MWC dan pengurus atau bahkan kepemimpinan di lembaga kependidikan NU Ajibarang pada waktu itu.

Puncaknya ketika diadakan pertemuan antara pengurus MWC NU Ajibarang dengan pengurus sekolah dan pimpinan lembaga Pendidikan di SMP Ma’arif NU Ajibarang yang memunculkan slek terbuka ketika ada seorang dari pengurus sekolah meradang sambil mengucapkan kalimat ; “BERJUANG DULU BARU BERDENDANG”, artinya kalau pengurus MWC NU mau seperti mereka harus berjuang dulu seperti apa yang mereka telah lakukan sebelum mereka menjadi bagian yang tak terpisahkan dari managemen lembaga kependidikan NU yang ada di Ajibarang. 

Pengurus MWC NU pada waktu itu menginginkan adanya keterbukaan dan komunikasi yang baik dan reorganisasi kepengurusan yang kontinu sehingga tidak terkesan “tak dapat tersentuh”. Dari sinilah konflik antara pengurus MWC NU pada waktu itu dengan pengurus Sekolah sehingga masing-masing menjaga jarak, dan jalan sendiri-sendiri.
Dengan adanya pertemuan di rumah seorang ketua pengurus SMK Ma’arif NU yang juga ketua Yayasannya itu, meskipun belum benar-benar saling terbuka dan belum hilangnya jarak, namun sudah mulai muncul komunikasi. Kamunikasi yang baik inilah yang sangat dibutuhkan karena keduanya harus bekerja sama demi ide besar yang sedang dibesut oleh para sesepuh dan para perintis lembaga pendidikan Ma’arif NU di kecamatan Ajibarang ini.
Ide besar yang sedang dibesut itu adalah rencana pendirian sekolah baru Kesehatan dengan nama SMK Ma’arif NU 2 Ajibarang. Pertemuan gabungan antara pengurus MWC NU dan pengurus Sekolah pun ahirnya menyepakati untuk pendirian sekolah baru tersebut. 

Kemudian ide pendirian sekolah Kesehatan baru pun menggelinding deras meskipun tak luput dari diskusi alot dari sesama panitia pendiri bahkan sampai pro kontra yang terbuka baik dari intern pengurus MWC NU maupun para pemerhati pendidikan NU di kecamatan Ajibarang. 
Kendati demikian berkat hidayah dan rahmat Allah SWT. sekolah SMK Ma’arif NU 2 pun tetap berdiri seperti yang ada sekarang.
Ajibarang, 27 Januari 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.