MT Albina Pancasan, Kultum Romadlon 1446 H/ Maret 2025 M
Bulan
Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan keberkahan dan keutamaan. Di antara
keistimewaan yang ditawarkan oleh bulan suci ini adalah tiga kado istimewa dari
Allah SWT, yaitu rahmat (kasih sayang Allah), ampunan (maghfirah),
dan masuk surga. Ketiga hal ini menjadi tujuan utama setiap Muslim
dalam menjalankan ibadah di bulan Ramadhan. Mari kita bahas satu per satu.
Ramadhan
sebagai Bulan Rahmat
Mendapatkan
rahmat atau kasih sayang Allah adalah sesuatu yang sangat penting dan harus
diupayakan oleh setiap Muslim. Rahmat Allah memiliki peran yang sangat besar
dalam kehidupan seorang hamba, terutama di akhirat kelak. Bisa saja seseorang
rajin beribadah, taat, dan melakukan banyak amal kebaikan, namun jika tidak
mendapatkan rahmat Allah, semua amalnya bisa menjadi sia-sia. Na’udzubillah min
dzalik.
Sebagai
gambaran betapa besarnya rahmat Allah, ada sebuah kisah yang diriwayatkan oleh
Imam al-Hakim dalam kitab al-Mustadrak. Kisah ini menceritakan
tentang seorang hamba yang beribadah selama 500 tahun, namun ia masuk surga
bukan karena ibadahnya, melainkan karena rahmat Allah. Berikut ringkasan
kisahnya:
Suatu
hari, Malaikat Jibril bercerita kepada Nabi Muhammad SAW, “Wahai Muhammad, demi
Allah yang telah mengutusmu sebagai nabi, ada seorang hamba Allah yang ahli
ibadah. Ia hidup dan beribadah selama 500 tahun di atas gunung.”
Singkat
cerita, hamba tersebut memohon kepada Allah agar mencabut nyawanya dalam
keadaan sujud dan jasadnya tetap utuh hingga hari kiamat. Doanya dikabulkan.
Ketika tiba di akhirat, Allah berfirman kepadanya, “Wahai hamba-Ku, engkau
Kumasukkan ke surga berkat rahmat-Ku.”
Hamba
itu pun protes. Ia mengira bahwa ibadahnya selama 500 tahunlah yang membuatnya
layak masuk surga. Namun, setelah dihitung, ternyata bobot rahmat Allah jauh
lebih besar daripada amal ibadahnya. Allah kemudian memerintahkan malaikat
untuk memasukkannya ke neraka. Namun, sebelum hal itu terjadi, hamba tersebut
akhirnya mengakui bahwa rahmat Allah-lah yang lebih besar dan membuatnya layak
masuk surga. Akhirnya, ia pun tidak jadi dimasukkan ke neraka. (Abul Laits
as-Samarqandi, Tanbihul Ghafilin, h. 63).
Kisah
ini diperkuat oleh sebuah hadits yang diriwayatkan oleh al-Hasan dan dicatat
oleh Abul Laits as-Samarqandi dalam Tanbihul Ghafilin:
بُدَلَاءُ أُمَّتِي
لَا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ بِكَثْرَةِ صَلَاةٍ وَلَا صِيَامٍ، وَلَكِنْ يَرْحَمُهُمُ
اللَّهُ تَعَالَى بِسَلَامَةِ الصُّدُورِ، وَسَخَاوَةِ النَّفْسِ، وَالرَّحْمَةِ لِجَمِيعِ
الْمُسْلِمِينَ
Artinya: “Para
wali abdal dari umatku tidak masuk surga karena banyaknya shalat dan puasa,
melainkan karena Allah merahmati mereka sebab hati yang bersih, jiwa yang
dermawan, dan menyayangi setiap Muslim.” (Abul Laits
as-Samarqandi, Tanbihul Ghafilin, 2016: h. 63).
Dari
kisah dan hadits di atas, kita dapat mengambil pelajaran bahwa rahmat Allah
adalah kunci utama untuk meraih surga. Namun, bukan berarti kita menomorduakan
ibadah. Justru, dengan ibadah yang ikhlas dan hati yang bersih, kita berusaha
mendekatkan diri kepada Allah agar layak mendapatkan rahmat-Nya.
Ramadhan
sebagai Bulan Ampunan
Ramadhan
juga dikenal sebagai bulan penuh ampunan. Setiap Muslim tentu ingin mendapatkan
ampunan dari Allah SWT. Oleh karena itu, salah satu doa yang dianjurkan untuk
dibaca selama bulan Ramadhan adalah:
اَللَّهُمَّ إنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيْمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فاَعْفُ عَنَّا
Artinya: “Wahai
Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Mulia, Engkau menyukai
ampunan, maka ampunilah aku.”
Doa
ini sangat dianjurkan untuk dibaca, terutama pada sepuluh hari terakhir
Ramadhan, yang merupakan waktu potensial terjadinya malam Lailatul Qadar.
Namun, karena malam Lailatul Qadar bisa terjadi kapan saja selama Ramadhan, doa
ini juga baik dibaca sepanjang bulan suci ini. (Abu Ishaq as-Syairazi, at-Tanbih
fi Fiqhisy Syafi’i, juz I, h. 67).
Dengan
memperbanyak memohon ampunan, kita berharap dosa-dosa kita diampuni oleh Allah
SWT. Ramadhan adalah kesempatan emas untuk membersihkan diri dari segala
kesalahan dan memulai lembaran baru sebagai hamba yang lebih baik.
Ramadhan
sebagai Bulan Meraih Surga
Selain rahmat dan ampunan, Ramadhan
juga merupakan bulan di mana Allah membuka pintu-pintu surga dan menutup
rapat-rapat pintu neraka. Hal ini disebutkan dalam sebuah hadits:
إِذَا جَاءَ رَمَضَانَ
فُتِحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِيْنَ
Artinya: “Ketika
Ramadhan tiba, dibukalah pintu-pintu surga, ditutuplah pintu-pintu neraka, dan
setan pun dibelenggu.” (HR. Muslim).
Syekh
‘Izzuddin bin Abdissalam menjelaskan bahwa “dibukanya pintu surga” adalah
simbol imbauan bagi umat Muslim untuk memperbanyak amal ibadah, sementara
“dibelenggunya setan” adalah simbol untuk mencegah diri dari perbuatan maksiat.
(Maqashidush Shaum, 1922: 12).
Artinya,
Ramadhan adalah kesempatan emas untuk meraih surga dengan memperbanyak ibadah
dan menjauhi segala bentuk kemaksiatan. Dengan demikian, kita bisa memanfaatkan
momentum ini untuk meningkatkan kualitas iman dan taqwa.
Penutup
Ramadhan
adalah bulan yang penuh dengan rahmat, ampunan, dan kesempatan untuk meraih
surga. Marilah kita manfaatkan bulan suci ini dengan sebaik-baiknya.
Perbanyaklah ibadah, jaga hati dan pikiran agar tetap bersih, serta hindari
segala perbuatan yang dapat mengurangi pahala puasa kita. Semoga Ramadhan tahun
ini menjadi lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya, dan kita semua bisa meraih
rahmat, ampunan, serta surga Allah SWT. Wallahu a’lam.
Selamat
menjalankan ibadah puasa!
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.