Kamis, 06 Maret 2025

Tiga Kado Istimewa di Bulan Ramadhan: Rahmat, Ampunan, dan Masuk Surga

MT Albina Pancasan, Kultum Romadlon 1446 H/ Maret 2025 M

Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan keberkahan dan keutamaan. Di antara keistimewaan yang ditawarkan oleh bulan suci ini adalah tiga kado istimewa dari Allah SWT, yaitu rahmat (kasih sayang Allah), ampunan (maghfirah), dan masuk surga. Ketiga hal ini menjadi tujuan utama setiap Muslim dalam menjalankan ibadah di bulan Ramadhan. Mari kita bahas satu per satu.

 

Ramadhan sebagai Bulan Rahmat

Mendapatkan rahmat atau kasih sayang Allah adalah sesuatu yang sangat penting dan harus diupayakan oleh setiap Muslim. Rahmat Allah memiliki peran yang sangat besar dalam kehidupan seorang hamba, terutama di akhirat kelak. Bisa saja seseorang rajin beribadah, taat, dan melakukan banyak amal kebaikan, namun jika tidak mendapatkan rahmat Allah, semua amalnya bisa menjadi sia-sia. Na’udzubillah min dzalik.

Sebagai gambaran betapa besarnya rahmat Allah, ada sebuah kisah yang diriwayatkan oleh Imam al-Hakim dalam kitab al-Mustadrak. Kisah ini menceritakan tentang seorang hamba yang beribadah selama 500 tahun, namun ia masuk surga bukan karena ibadahnya, melainkan karena rahmat Allah. Berikut ringkasan kisahnya:

Suatu hari, Malaikat Jibril bercerita kepada Nabi Muhammad SAW, “Wahai Muhammad, demi Allah yang telah mengutusmu sebagai nabi, ada seorang hamba Allah yang ahli ibadah. Ia hidup dan beribadah selama 500 tahun di atas gunung.”

Singkat cerita, hamba tersebut memohon kepada Allah agar mencabut nyawanya dalam keadaan sujud dan jasadnya tetap utuh hingga hari kiamat. Doanya dikabulkan. Ketika tiba di akhirat, Allah berfirman kepadanya, “Wahai hamba-Ku, engkau Kumasukkan ke surga berkat rahmat-Ku.”

Hamba itu pun protes. Ia mengira bahwa ibadahnya selama 500 tahunlah yang membuatnya layak masuk surga. Namun, setelah dihitung, ternyata bobot rahmat Allah jauh lebih besar daripada amal ibadahnya. Allah kemudian memerintahkan malaikat untuk memasukkannya ke neraka. Namun, sebelum hal itu terjadi, hamba tersebut akhirnya mengakui bahwa rahmat Allah-lah yang lebih besar dan membuatnya layak masuk surga. Akhirnya, ia pun tidak jadi dimasukkan ke neraka. (Abul Laits as-Samarqandi, Tanbihul Ghafilin, h. 63).

Kisah ini diperkuat oleh sebuah hadits yang diriwayatkan oleh al-Hasan dan dicatat oleh Abul Laits as-Samarqandi dalam Tanbihul Ghafilin:

 

بُدَلَاءُ أُمَّتِي لَا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ بِكَثْرَةِ صَلَاةٍ وَلَا صِيَامٍ، وَلَكِنْ يَرْحَمُهُمُ اللَّهُ تَعَالَى بِسَلَامَةِ الصُّدُورِ، وَسَخَاوَةِ النَّفْسِ، وَالرَّحْمَةِ لِجَمِيعِ الْمُسْلِمِينَ

  

Artinya: “Para wali abdal dari umatku tidak masuk surga karena banyaknya shalat dan puasa, melainkan karena Allah merahmati mereka sebab hati yang bersih, jiwa yang dermawan, dan menyayangi setiap Muslim.” (Abul Laits as-Samarqandi, Tanbihul Ghafilin, 2016: h. 63).

 

Dari kisah dan hadits di atas, kita dapat mengambil pelajaran bahwa rahmat Allah adalah kunci utama untuk meraih surga. Namun, bukan berarti kita menomorduakan ibadah. Justru, dengan ibadah yang ikhlas dan hati yang bersih, kita berusaha mendekatkan diri kepada Allah agar layak mendapatkan rahmat-Nya.

 

Ramadhan sebagai Bulan Ampunan

Ramadhan juga dikenal sebagai bulan penuh ampunan. Setiap Muslim tentu ingin mendapatkan ampunan dari Allah SWT. Oleh karena itu, salah satu doa yang dianjurkan untuk dibaca selama bulan Ramadhan adalah:

 

اَللَّهُمَّ إنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيْمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فاَعْفُ عَنَّا 

Artinya: “Wahai Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Mulia, Engkau menyukai ampunan, maka ampunilah aku.”

Doa ini sangat dianjurkan untuk dibaca, terutama pada sepuluh hari terakhir Ramadhan, yang merupakan waktu potensial terjadinya malam Lailatul Qadar. Namun, karena malam Lailatul Qadar bisa terjadi kapan saja selama Ramadhan, doa ini juga baik dibaca sepanjang bulan suci ini. (Abu Ishaq as-Syairazi, at-Tanbih fi Fiqhisy Syafi’i, juz I, h. 67).

Dengan memperbanyak memohon ampunan, kita berharap dosa-dosa kita diampuni oleh Allah SWT. Ramadhan adalah kesempatan emas untuk membersihkan diri dari segala kesalahan dan memulai lembaran baru sebagai hamba yang lebih baik.

 

Ramadhan sebagai Bulan Meraih Surga

Selain rahmat dan ampunan, Ramadhan juga merupakan bulan di mana Allah membuka pintu-pintu surga dan menutup rapat-rapat pintu neraka. Hal ini disebutkan dalam sebuah hadits:

 

إِذَا جَاءَ رَمَضَانَ فُتِحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِيْنَ

 

Artinya: “Ketika Ramadhan tiba, dibukalah pintu-pintu surga, ditutuplah pintu-pintu neraka, dan setan pun dibelenggu.” (HR. Muslim).

Syekh ‘Izzuddin bin Abdissalam menjelaskan bahwa “dibukanya pintu surga” adalah simbol imbauan bagi umat Muslim untuk memperbanyak amal ibadah, sementara “dibelenggunya setan” adalah simbol untuk mencegah diri dari perbuatan maksiat. (Maqashidush Shaum, 1922: 12).

Artinya, Ramadhan adalah kesempatan emas untuk meraih surga dengan memperbanyak ibadah dan menjauhi segala bentuk kemaksiatan. Dengan demikian, kita bisa memanfaatkan momentum ini untuk meningkatkan kualitas iman dan taqwa.

 

Penutup

Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan rahmat, ampunan, dan kesempatan untuk meraih surga. Marilah kita manfaatkan bulan suci ini dengan sebaik-baiknya. Perbanyaklah ibadah, jaga hati dan pikiran agar tetap bersih, serta hindari segala perbuatan yang dapat mengurangi pahala puasa kita. Semoga Ramadhan tahun ini menjadi lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya, dan kita semua bisa meraih rahmat, ampunan, serta surga Allah SWT. Wallahu a’lam.

Selamat menjalankan ibadah puasa!

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.