Kamis, 06 Maret 2025

MENGAGUNGKAN ILMU DAN AHLI ILMU

MT Albina Pancasan, Kultum Romadlon 1446 H/ Maret 2025 M

Mengagungkan Ilmu


اِعْلَمْ أَنَّ طَالِبَ العِلْمِ لَا يَنَالُ العِلْمَ وَلَا يَنْتَفِعُ بِهِ إِلَّا بِتَعْظِيمِ العِلْمِ وَأَهْلِهِ، وَتَعْظِيمِ الأُسْتَاذِ وَتَوْقِيرِهِ.

Terjemahan:
Ketahuilah bahwa seorang penuntut ilmu tidak akan memperoleh ilmu dan tidak akan bisa mengambil manfaat darinya kecuali dengan mengagungkan ilmu, ahli ilmu, serta mengagungkan dan memuliakan gurunya.

Penjelasan:
Seorang pelajar tidak akan meraih kesuksesan dalam menuntut ilmu, dan ilmunya pun tidak akan bermanfaat, kecuali jika ia mengagungkan ilmu itu sendiri, menghormati ahli ilmu, dan memuliakan gurunya. Mengagungkan ilmu dan guru adalah kunci keberkahan dan keberhasilan dalam menuntut ilmu.

Pentingnya Menjaga Kehormatan Ilmu


قِيلَ: مَا وَصَلَ مَنْ وَصَلَ إِلَّا بِالحُرْمَةِ، وَمَا سَقَطَ مَنْ سَقَطَ إِلَّا بِتَرْكِ الحُرْمَةِ. وَقِيلَ: الحُرْمَةُ خَيْرٌ مِنَ الطَّاعَةِ، أَلَا تَرَى أَنَّ الإِنْسَانَ لَا يُكْفَرُ بِالمَعْصِيَةِ، وَإِنَّمَا يُكْفَرُ بِاسْتِخْفَافِهَا، وَبِتَرْكِ الحُرْمَةِ. وَمِنْ تَعْظِيمِ العِلْمِ تَعْظِيمُ الأُسْتَاذِ.

Terjemahan:
Dikatakan: "Tidaklah seseorang mencapai kesuksesan kecuali dengan menjaga kehormatan (ilmu dan guru), dan tidaklah seseorang jatuh kecuali karena meninggalkan kehormatan." Dikatakan pula: "Menjaga kehormatan lebih baik daripada ketaatan. Tidakkah engkau melihat bahwa seseorang tidak menjadi kafir karena maksiat, tetapi menjadi kafir karena meremehkannya dan meninggalkan kehormatan." Dan termasuk mengagungkan ilmu adalah mengagungkan guru.

Penjelasan:
Keterangan ini menjelaskan betapa pentingnya seorang murid dalam menuntut ilmu untuk mengagungkan ilmu yang dipelajari dan menghormati gurunya. Keberhasilan seseorang dalam menuntut ilmu sangat bergantung pada sejauh mana ia menjaga kehormatan ilmu dan guru. Sebaliknya, kegagalan sering kali terjadi karena meremehkan hal-hal tersebut.

Ilmu yang dipelajari tanpa disertai dengan adab dan penghormatan kepada guru tidak akan membawa manfaat atau keberkahan. Bahkan, manusia tidak menjadi kafir karena maksiat yang dilakukannya, tetapi karena sikap meremehkan dan tidak mengagungkan Allah serta ajaran-Nya.

Kisah Sufyan Ats-Tsauri dan Pelajaran tentang Maksiat

Diriwayatkan dari Sufyan Ats-Tsauri, seorang ulama besar dan guru dari Imam Malik rahimahumallah, bahwa:


"Setiap maksiat yang timbul dari dorongan syahwat (nafsu) masih ada harapan untuk diampuni oleh Allah, selama pelakunya bertaubat dan memohon ampunan. Namun, maksiat yang timbul dari sikap takabur (sombong) sangat sulit diharapkan ampunannya."

  • Maksiat karena Syahwat: Maksiat yang dilakukan karena dorongan nafsu, seperti keinginan yang berlebihan terhadap sesuatu, masih mungkin diampuni oleh Allah jika pelakunya bertaubat dengan sungguh-sungguh.
  • Maksiat karena Takabur: Maksiat yang dilakukan karena kesombongan, seperti merasa diri lebih mulia atau lebih utama daripada orang lain, sangat sulit diampuni. Contohnya adalah kisah Iblis yang enggan sujud kepada Nabi Adam AS karena merasa dirinya lebih mulia, padahal itu adalah perintah Allah.


Kisah Nabi Adam AS dan Iblis memberikan pelajaran berharga:

  • Kesalahan Nabi Adam AS adalah karena dorongan syahwatnya untuk memakan buah terlarang, dan ia segera bertaubat setelah menyadari kesalahannya.
  • Sementara itu, kesalahan Iblis adalah karena kesombongannya, yang menganggap dirinya lebih mulia daripada Nabi Adam AS. Kesombongan inilah yang menyebabkan Iblis terusir dari rahmat Allah.

Pentingnya Ibadah dan Mengamalkan Ilmu

Allah SWT memerintahkan manusia untuk beribadah kepada-Nya, termasuk dalam menuntut ilmu. Setelah memperoleh ilmu, seorang muslim wajib mengamalkannya dan mengagungkan ilmu tersebut. Mengagungkan ilmu juga berarti mengagungkan guru yang mengajarkannya, karena guru adalah perantara dalam memperoleh ilmu.

Poin Penting:

1.     Menuntut Ilmu: Menuntut ilmu adalah ibadah yang sangat mulia.

2.     Mengamalkan Ilmu: Ilmu yang telah diperoleh harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

3.     Mengagungkan Ilmu dan Guru: Mengagungkan ilmu dan guru adalah kunci keberkahan ilmu.

4.     Menghindari Sombong: Kesombongan, termasuk meremehkan perintah Allah dan ajaran-Nya, dapat menjerumuskan seseorang ke dalam kekafiran.


Kesimpulan

Mengagungkan ilmu, ahli ilmu, dan guru adalah kunci utama dalam menuntut ilmu. Tanpa adab dan penghormatan, ilmu yang dipelajari tidak akan membawa manfaat atau keberkahan. Selain itu, penting untuk menghindari sikap sombong dan takabur, karena hal tersebut dapat menghalangi seseorang dari ampunan Allah. Menuntut ilmu, mengamalkannya, dan menjaga adab dalam prosesnya adalah jalan menuju keberhasilan dunia dan akhirat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.