MT Albina Pancasan, Kultum Romadlon 1446 H/ Maret 2025 M
Mengagungkan Ilmu
اِعْلَمْ أَنَّ طَالِبَ العِلْمِ لَا يَنَالُ العِلْمَ وَلَا يَنْتَفِعُ بِهِ إِلَّا
بِتَعْظِيمِ العِلْمِ وَأَهْلِهِ، وَتَعْظِيمِ الأُسْتَاذِ وَتَوْقِيرِهِ.
Terjemahan:
Ketahuilah bahwa seorang penuntut ilmu tidak akan memperoleh ilmu dan tidak
akan bisa mengambil manfaat darinya kecuali dengan mengagungkan ilmu, ahli
ilmu, serta mengagungkan dan memuliakan gurunya.
Penjelasan:
Seorang pelajar tidak akan meraih kesuksesan dalam menuntut ilmu, dan ilmunya
pun tidak akan bermanfaat, kecuali jika ia mengagungkan ilmu itu sendiri,
menghormati ahli ilmu, dan memuliakan gurunya. Mengagungkan ilmu dan guru
adalah kunci keberkahan dan keberhasilan dalam menuntut ilmu.
Pentingnya Menjaga Kehormatan Ilmu
قِيلَ: مَا وَصَلَ مَنْ وَصَلَ إِلَّا بِالحُرْمَةِ، وَمَا سَقَطَ مَنْ سَقَطَ إِلَّا
بِتَرْكِ الحُرْمَةِ. وَقِيلَ: الحُرْمَةُ خَيْرٌ مِنَ الطَّاعَةِ، أَلَا تَرَى أَنَّ
الإِنْسَانَ لَا يُكْفَرُ بِالمَعْصِيَةِ، وَإِنَّمَا يُكْفَرُ بِاسْتِخْفَافِهَا،
وَبِتَرْكِ الحُرْمَةِ. وَمِنْ تَعْظِيمِ العِلْمِ تَعْظِيمُ الأُسْتَاذِ.
Terjemahan:
Dikatakan: "Tidaklah seseorang mencapai kesuksesan kecuali dengan menjaga
kehormatan (ilmu dan guru), dan tidaklah seseorang jatuh kecuali karena
meninggalkan kehormatan." Dikatakan pula: "Menjaga kehormatan lebih
baik daripada ketaatan. Tidakkah engkau melihat bahwa seseorang tidak menjadi
kafir karena maksiat, tetapi menjadi kafir karena meremehkannya dan
meninggalkan kehormatan." Dan termasuk mengagungkan ilmu adalah
mengagungkan guru.
Penjelasan:
Keterangan ini menjelaskan betapa pentingnya seorang murid dalam menuntut ilmu
untuk mengagungkan ilmu yang dipelajari dan menghormati gurunya. Keberhasilan
seseorang dalam menuntut ilmu sangat bergantung pada sejauh mana ia menjaga
kehormatan ilmu dan guru. Sebaliknya, kegagalan sering kali terjadi karena
meremehkan hal-hal tersebut.
Ilmu yang dipelajari tanpa disertai dengan adab dan penghormatan kepada guru tidak akan membawa manfaat atau keberkahan. Bahkan, manusia tidak menjadi kafir karena maksiat yang dilakukannya, tetapi karena sikap meremehkan dan tidak mengagungkan Allah serta ajaran-Nya.
Kisah Sufyan Ats-Tsauri dan Pelajaran
tentang Maksiat
Diriwayatkan dari Sufyan Ats-Tsauri,
seorang ulama besar dan guru dari Imam Malik rahimahumallah, bahwa:
"Setiap maksiat yang timbul dari dorongan syahwat (nafsu) masih ada
harapan untuk diampuni oleh Allah, selama pelakunya bertaubat dan memohon
ampunan. Namun, maksiat yang timbul dari sikap takabur (sombong) sangat sulit
diharapkan ampunannya."
- Maksiat
karena Syahwat: Maksiat
yang dilakukan karena dorongan nafsu, seperti keinginan yang berlebihan
terhadap sesuatu, masih mungkin diampuni oleh Allah jika pelakunya
bertaubat dengan sungguh-sungguh.
- Maksiat
karena Takabur: Maksiat
yang dilakukan karena kesombongan, seperti merasa diri lebih mulia atau
lebih utama daripada orang lain, sangat sulit diampuni. Contohnya adalah
kisah Iblis yang enggan sujud kepada Nabi Adam AS karena merasa dirinya
lebih mulia, padahal itu adalah perintah Allah.
Kisah Nabi Adam AS dan Iblis memberikan
pelajaran berharga:
- Kesalahan
Nabi Adam AS adalah karena dorongan syahwatnya untuk memakan buah
terlarang, dan ia segera bertaubat setelah menyadari kesalahannya.
- Sementara itu, kesalahan Iblis adalah karena kesombongannya, yang menganggap dirinya lebih mulia daripada Nabi Adam AS. Kesombongan inilah yang menyebabkan Iblis terusir dari rahmat Allah.
Pentingnya Ibadah dan Mengamalkan Ilmu
Allah SWT memerintahkan manusia untuk beribadah kepada-Nya, termasuk dalam menuntut ilmu. Setelah memperoleh ilmu, seorang muslim wajib mengamalkannya dan mengagungkan ilmu tersebut. Mengagungkan ilmu juga berarti mengagungkan guru yang mengajarkannya, karena guru adalah perantara dalam memperoleh ilmu.
Poin Penting:
1.
Menuntut Ilmu: Menuntut ilmu adalah ibadah yang
sangat mulia.
2.
Mengamalkan Ilmu: Ilmu yang telah diperoleh
harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
3.
Mengagungkan Ilmu dan Guru: Mengagungkan
ilmu dan guru adalah kunci keberkahan ilmu.
4.
Menghindari Sombong: Kesombongan, termasuk
meremehkan perintah Allah dan ajaran-Nya, dapat menjerumuskan seseorang ke
dalam kekafiran.
Kesimpulan
Mengagungkan ilmu, ahli ilmu, dan guru
adalah kunci utama dalam menuntut ilmu. Tanpa adab dan penghormatan, ilmu yang
dipelajari tidak akan membawa manfaat atau keberkahan. Selain itu, penting
untuk menghindari sikap sombong dan takabur, karena hal tersebut dapat
menghalangi seseorang dari ampunan Allah. Menuntut ilmu, mengamalkannya, dan
menjaga adab dalam prosesnya adalah jalan menuju keberhasilan dunia dan
akhirat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.