MT Albina Pancasan, Kultum Romadlon 1446 H/Maret 2025 M
A.
Syarat-syarat Ilmu yang Dipilih
وَيَنْبَغِي لِطَالِبِ العِلْمِ أَنْ يَخْتَارَ مِنْ كُلِّ عِلْمٍ أَحْسَنَهُ وَمَا
يَحْتَاجُ إِلَيْهِ فِي أَمْرِ دِينِهِ فِي الحَالِ، ثُمَّ مَا يَحْتَاجُ إِلَيْهِ
فِي المَآلِ.
"Bagi seorang penuntut ilmu,
hendaknya memilih ilmu yang terbaik dan yang dibutuhkan untuk urusan agamanya
saat ini, kemudian yang dibutuhkan untuk masa depan."
Bagi seorang pelajar, dalam memilih ilmu, hendaknya memprioritaskan ilmu yang terbaik dan yang paling dibutuhkan dalam kehidupan agamanya pada saat ini, serta yang akan dibutuhkan di masa yang akan datang. Ilmu yang dipilih harus relevan dengan kebutuhan spiritual dan praktis dalam kehidupan sehari-hari.
وَيُقَدِّمُ عِلْمَ التَّوْحِيدِ وَالمَعْرِفَةَ، وَيُعَرِّفُ اللهَ تَعَالَى بِالدَّلِيلِ، فَإِنَّ إِيمَانَ المُقَلِّدِ ـ وَإِنْ كَانَ صَحِيحًا عِنْدَنَا ـ لَكِنْ يَكُونُ آثِمًا بِتَرْكِ الاسْتِدْلَالِ
"Hendaknya mendahulukan ilmu tauhid dan ma'rifat (mengenal Allah) dengan disertai dalil. Karena iman seorang yang hanya taklid (mengikut tanpa dalil), meskipun dianggap sah menurut kita, tetap berdosa karena meninggalkan istidlal (pencarian dalil)."
Seorang penuntut ilmu harus mendahulukan
mempelajari ilmu tauhid dan ma'rifatullah (mengenal Allah) dengan disertai
dalil-dalil yang kuat. Meskipun iman seseorang yang hanya taklid (mengikut
tanpa mengetahui dalil) dianggap sah, namun ia tetap berdosa karena
meninggalkan proses pencarian dan pemahaman dalil. Oleh karena itu, penting
bagi setiap muslim untuk memahami dasar-dasar keimanan dengan benar dan
mendalam.
وَيَخْتَارُ العَتِيقَ دُونَ المُحْدَثَاتِ، قَالُوا: عَلَيْكُمْ بِالعَتِيقِ وَإِيَّاكُمْ
وَالمُحْدَثَاتِ، وَإِيَّاكَ أَنْ تَشْتَغِلَ بِهَذَا الجِدَالِ الَّذِي ظَهَرَ بَعْدَ
انْقِرَاضِ الأَكَابِرِ مِنَ العُلَمَاءِ، فَإِنَّهُ يُبْعِدُ عَنِ الفِقْهِ وَيُضِيعُ
العُمْرَ وَيُورِثُ الوَحْشَةَ وَالعَدَاوَةَ، وَهُوَ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ وَارْتِفَاعِ
العِلْمِ وَالفِقْهِ، كَذَا وَرَدَ فِي الحَدِيثِ.
"Hendaknya memilih ilmu yang klasik (murni) dan menghindari ilmu-ilmu yang baru muncul. Ulama berkata, 'Berpeganglah pada ilmu yang klasik dan jauhilah ilmu yang baru.' Janganlah engkau terjebak dalam perdebatan yang muncul setelah hilangnya ulama-ulama besar, karena hal itu akan menjauhkanmu dari pemahaman fiqh, menyia-nyiakan umur, menimbulkan permusuhan, dan termasuk tanda-tanda datangnya hari kiamat serta hilangnya ilmu dan fiqh, sebagaimana disebutkan dalam hadis."
Seorang penuntut ilmu hendaknya memilih ilmu yang klasik (asli dan murni) serta menghindari ilmu-ilmu yang baru muncul dan tidak memiliki dasar yang kuat. Para ulama mengingatkan, "Berpeganglah pada ilmu yang klasik dan jauhilah ilmu yang baru." Selain itu, seorang penuntut ilmu harus berhati-hati agar tidak terjebak dalam perdebatan-perdebatan yang muncul setelah generasi ulama besar berlalu. Perdebatan semacam ini hanya akan menjauhkan seseorang dari pemahaman fiqh yang benar, menyia-nyiakan waktu, menimbulkan permusuhan, dan bahkan termasuk tanda-tanda datangnya hari kiamat serta hilangnya ilmu dan fiqh, sebagaimana disebutkan dalam hadis Nabi.
Pentingnya Memilih Ilmu yang Tepat
Memilih ilmu yang tepat adalah langkah awal yang sangat penting dalam perjalanan menuntut ilmu. Ilmu yang dipilih haruslah ilmu yang bermanfaat, baik untuk kehidupan dunia maupun akhirat. Ilmu tauhid dan ma'rifatullah harus menjadi prioritas utama, karena kedua ilmu ini merupakan pondasi keimanan seorang muslim. Selain itu, ilmu yang dipilih haruslah ilmu yang telah teruji keabsahan dan kemanfaatannya, bukan ilmu yang baru muncul dan belum jelas sumber serta kebenarannya.
Menghindari Perdebatan yang Tidak Bermanfaat
Perdebatan yang tidak memiliki dasar yang kuat dan hanya muncul setelah generasi ulama besar berlalu harus dihindari. Perdebatan semacam ini tidak hanya membuang waktu, tetapi juga dapat menimbulkan permusuhan dan perpecahan di antara umat Islam. Sebagai penuntut ilmu, kita harus fokus pada ilmu yang mendatangkan manfaat dan mendekatkan diri kepada Allah, bukan terjebak dalam hal-hal yang justru menjauhkan kita dari tujuan utama menuntut ilmu.
Kesimpulan
Dalam menuntut ilmu, seorang muslim harus
cerdas dalam memilih ilmu yang akan dipelajari. Prioritas utama adalah ilmu
tauhid dan ma'rifatullah, yang disertai dengan dalil-dalil yang kuat. Selain
itu, ilmu yang dipilih haruslah ilmu yang klasik dan telah teruji keabsahannya,
bukan ilmu yang baru muncul dan belum jelas sumbernya. Hindari perdebatan yang
tidak bermanfaat, karena hal itu hanya akan menyia-nyiakan waktu dan
menimbulkan permusuhan. Dengan memilih ilmu yang tepat, kita akan lebih mudah
mencapai tujuan utama menuntut ilmu, yaitu mendekatkan diri kepada Allah dan
meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.