Kamis, 06 Maret 2025

BERSANDARLAH PADA ALLAH, JANGAN PADA AMAL

 

MT Albina Pancasan, Kultum Romadlon 1446 H/ Maret 2025 M

 

مِنْ عَلاَ مَةِ اْلاِعْتِمَادِ عَلَى الْعَمَلِ، نُقْصَانُ الرَّجَاءِ عِنْدَ وُجُودِ الزَّلَلِ

"Di antara tanda-tanda orang yang senantiasa bersandar kepada amal-amalnya adalah kurangnya ar-raja' (rasa harap kepada rahmat Allah) ketika menghadapi kegagalan atau kesalahan."

Syarah (Penjelasan):

Ar-raja' adalah istilah khusus dalam terminologi agama Islam yang bermakna pengharapan kepada Allah Ta'ala. Pasal pertama dari kitab Al-Hikam ini bukan ditujukan kepada seseorang yang sedang berbuat salah, gagal, atau melakukan dosa. Sebab, ar-raja' lebih menggambarkan sifat orang-orang yang senantiasa mengharapkan kedekatan dengan Allah, untuk bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada-Nya.

Kalimat "wujuudi zalal" berarti segala wujud yang akan hancur, yaitu alam fana. Ini menunjukkan seseorang yang hidup di dunia dan masih terikat oleh hawa nafsu serta syahwat. Semua itu adalah wujud al-zalal, wujud yang akan musnah. Seorang mukmin yang kuat tauhidnya, meskipun masih hidup di dunia dan terikat pada segala wujud yang fana, namun harapannya tetap semata kepada Allah Ta'ala.

Seorang mukmin yang kuat tauhidnya dan imannya, meskipun hidup di dunia dan terikat pada segala sesuatu yang fana, tetap menjadikan harapannya hanya kepada Allah Ta'ala. Jika kita berharap akan rahmat-Nya, maka kita tidak akan menggantungkan harapan pada amal-amal kita, baik itu amal yang besar maupun kecil.

Hal yang paling berharga dalam perjalanan spiritual (suluk) adalah hati, yaitu apa yang dicarinya dalam hidup. Dunia ini akan menguji sejauh mana kualitas ar-raja' (harapan) kita kepada Allah Ta'ala.

Rasulullah saw. bersabda:
"Tidaklah seseorang masuk surga dengan amalnya."
Para sahabat bertanya, "Sekalipun engkau wahai Rasulullah?"
Beliau menjawab, "Sekalipun saya, hanya saja Allah telah memberikan rahmat kepadaku."

(H.R. Bukhari dan Muslim)

Orang yang melakukan amal ibadah pasti memiliki pengharapan kepada Allah, meminta kepada-Nya agar harapannya dikabulkan. Namun, jangan sampai seseorang bergantung pada amalnya, karena hakikatnya yang menggerakkan amal ibadah adalah Allah. Sehingga, jika terjadi kesalahan seperti terlanjur melakukan maksiat atau meninggalkan ibadah rutinnya, ia tidak boleh merasa putus asa dan berkurang pengharapannya kepada Allah. Jika pengharapan kepada rahmat Allah berkurang, maka amalnya pun akan berkurang dan akhirnya berhenti beramal.

Sebenarnya, dalam beramal, semuanya dikehendaki dan dijalankan oleh Allah. Sedangkan diri kita hanyalah sebagai media berlakunya Qudrat (kekuasaan) Allah.

Kalimat "Laa ilaha illallah" (Tidak ada Tuhan selain Allah) mengandung makna bahwa tidak ada tempat bersandar, berlindung, atau berharap kecuali Allah. Tidak ada yang menghidupkan dan mematikan, tidak ada yang memberi dan menolak kecuali Allah.

Pada dasarnya, syariat menyuruh kita untuk berusaha dan beramal. Namun, hakikat syariat melarang kita untuk menyandarkan diri pada amal dan usaha itu, supaya kita tetap bersandar pada karunia dan rahmat Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Jika kita dilarang menyekutukan Allah dengan berhala, batu, kayu, pohon, kuburan, binatang, atau manusia, maka janganlah kita menyekutukan Allah dengan kekuatan diri sendiri. Jangan sampai kita merasa sudah cukup kuat untuk berdiri sendiri tanpa pertolongan Allah, tanpa rahmat, taufik, hidayah, dan karunia-Nya.

Kesimpulan:

Sebaik-baiknya hidup adalah hidup yang sehat. Sebaik-baiknya sehat adalah yang digunakan untuk beramal. Sebaik-baiknya beramal adalah beribadah kepada Allah. Sebaik-baiknya beribadah adalah melaksanakan rukun Islam dan senantiasa berdzikir kepada Allah SWT. Dan sebaik-baiknya berdzikir adalah dilakukan di majelis dzikir.

Dengan demikian, marilah kita senantiasa bersandar hanya kepada Allah, bukan pada amal kita sendiri. Karena segala sesuatu terjadi atas kehendak dan kuasa-Nya. Semoga kita senantiasa diberikan kekuatan untuk tetap berharap hanya kepada rahmat dan karunia Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.