Selasa, 26 Juni 2012

NU Neng Tanda Kutip

PELAPORAN HASIL TINDAK LANJUT MUSYKER MWC NU AJIBARANG' KEPADA PCNU BANYUMAS PURWOKERTO TIMUR, RABU 14 MARET 2012 

Alih-alih Penguatan Organisasi Malah Merongrong Organisasi


Ketua PCNU menemui Rois dan Ketua MWC NU Ajibarang
Banyu bening, Ajibarang (26/06/2012) : Pengurus MWC NU Ajibarang sesuai dengan komitmennya dalam melaksanakan amanat hasil Musyker, untuk tidak meninggalkan arahan pengurus cabang khususnya ketua Tanfidziyah PCNU Banyumas, maka sehari setelah mengadakan kegiatan Penyerahan Laporan Keuangan Pengurus Sekolah di MTs Ma'arif NU 1 Ajibarang (13/3) yang dihadiri oleh kelima Pengurus Selolah yang diundang plus Kepala Sekolahnya minus Kepala SMK Maarif NU 1 Ajibarang, memenuhi janjinya untuk datang ke Ketua PCNU. 


Dalam pelaporannya kali ini Ketua MWC NU menceritakan perihal peristiwa yang terjadi dalam rapat Penyerahan Laporan Keuangan Pengurus Sekolah Kepada MWC NU sebagaimana diamanatkan oleh peserta Musyker II di MI Maarif NU 1 Pandansari (26/2). Di dalam rapatt penyerahan laporan waktu itu dihadiri empat pengurus Sekolah dan empat Kepala Sekolah. Drs. H. Haris Nurtiono, Drs H Abdurrohim dan Soleh, A.Md mewakili pengurus SMK Maarif NU Ajibarang. 
Sedangkan Dari SMA Maarif NU 1 Ajibarang semua hadir ( Mujarob, Slamet IA dan Tayono selaku pengurus dan Kepala Selolah Busrol Khafi, S.Pt). 
Pengurus SMP Maarif NU 1 Ajibarang (Ahmad Sofyan, S.Pd, Busrol Khafi dan Imam Burhanuddin dan Kepala Sekolah diwakili Tarwan Abdullah). Dari MTs Maarif NU 1 Ajibarang, unsur Pengurus ; Imam WS, Zaemudin, S.Pd dan Afifudin Idrus, S.Ag kepala Madrasah. Acara yang sebelumnya memang sudah diagendakan hanya untuk penyerahan laporan saja tanpa diadakan dialog. 

Agenda tunggal penyerahan yang susunan acaranya; 
1. Pembukaan Oleh pembawa acara, Busrol Khafi, S.Pt 
2. Muqodimah Syuriyah, K. Zuhdi Azhari 
3. Penyampaian agenda, Amrudin Ma'ruf ketua Tanfidziyah 
4. Penyerahan laporan 
5. Penutup. 

Dalam acara penyerahan Pengurus SMK Maarif NU meminta waktu untuk menyampaikan pendapatnya sebelum diadakan penyerahan laporan namun pimpinan sidang, Busrol Khafi dengan lugas dan tegas tidak memberikan waktu. Meskipun dari pihak pengurus SMK tetap memaksa tidak juga diberi kesempatan. Tidak hanya dari pengurus SMK saja yang tidak diberi kesempatan untik bicara tapi juga dari pengurus SMA Maarif NU 1 , Slamet IA yang notabene anggota Dewan ketika mengangkat tangan untuk menyampaikan pendapatnya pun tidak diberi kesempatan karena memang dari awal disepakati tidak ada dialog. 
Pengurus sekolah SMK kekeh tetep ingin menyampaikan pendapatnya tapi tetap ditolaknya hingga ada yang merasa tersinggung ahirnya melakukan tindakan walk out . Dan menyatakan apapun hasil keputusan pada hari ini tidak ikut bertanggung jawab. Meskipun tanpa pengurus SMK proses tetap berjalan. 

Tim MWC NU di Kantor KH Taefur Arafat
Sebagaimana pesan ketua PCNU sebelumnya agar tidak pasang sungu, telah kami jalani. Sebagai bukti juga kehadiran kami di sini pada saat ini untuk menunjukkan kami tiidak gegabah dalam melaksanakan keputusan yang telah dikonsultasikan kepada cabang. Kami jalani sesuai arahan ketua PCNU. Kami menyadari untuk mengolah hasil pelaporan pengurus sekolah bukan pada kapasitas kami untuk itu kami menyewa Akuntan Publik untuk mengaudit laporan mereka. Kami telah bekerja keras, jujur dan tidak macem-macem. 
Pengurus MWC NU dibatasi oleh kewilayahan dan massa. Aset atau lembaga yang berada di wilayahnya yang diniliki MWC NU Ajibarang diusahakan dapat untuk penguatan organisasi diwilayahnya dan SDM nya dapat berperan serta dalam organisasi yang menaunginya. Ibarat pertanian. Sekolah itu sawahnya NU . Dan ketika NU ingin tahu apa yang ada di dalamnya kan tidak ada salahnya. Mengatas nama profesionalisme sampai tidak memperdulikan latar belakang ke NU an. Berdasarkan survei kami ke lain MWC NU/ di selain kecamatan Ajibarang dengan menemui pengurus ranting yang di desanya ada yang menjadi guru / karyawan SMK Ma'arif NU Ajibarang ketika ditanyakan kiprah mereka di ranting di jawabnya tak terlibat dalam kegiatan NU. Nah apakah yang demikian akan terus dibiarkan? Alih-alih penguatan organisasi malah merongrong organisasi. Karena hanya, ber-"NU",  "Nunut Urip" di NU. 

Sebagai stakeholder sebuah lembaga yang ada diwilayahnya ketika MWC ingin tahu apa-apa yang ada di dalamnya, adalah suatu keniscayaan. Ketika masyarakat Nahdliyin yang ada di ranting-ranting melalui MWC yang diamanatkan Musyker ingin tahu keberadaan yang sebenarnya ketika yang terlihat tidak hanya kemegahannya tapi ada kabar-kabar tak sedap dibaliknya? 

Demikian sekilas potret kegiatan yang dilakukan oleh MWC NU Ajibarang. Soal auditor karena kami menyadari kemampuan kami tentang akuntansi maka pengurus sepakat untuk meminta bantuan auditor resmi. Dengan segala penbiayaan yang tidak sedikit pun pengurus telah mempertimbangkan. Karena aset yang bukan seratus-duaratus jutaan.

Mohon saran. Jujur kami tidak punya niatan macem-macem. MWC otoritasnya kewilayahan dan massa. Logika sederhana. Sekolah, semisal sawah NU. Karyawan kerja sama NU. Dimintai laporan sawah wis tekan apa? Apa salah? 

KH Taefur Arafat , Ketua PCNU Banyumas : Ahlan wasahlan bikhudurikum. Matur nuwun atas kehadirannya. Maaf bertempat di rumah dinas sekalipun kalian tamu non dinas. Kedua kami prihatin. Kita semua satu keluarga. Aja ngasih krungu wong liya. Tak perlu rame. Aja krungu tangga. Bagaimana caranya? Dekena iwake debening banyune. Aja ana menang-kalah. Usahakan menang kabeh. Prinsip NU jangan sampai dirugikan. Adanya pergantian adalah wajar. Konsekwensi logis suatu kepengurusan. Yang prinsip NU jangan sampai dirugikan. Aset NU harus dilindungi. 

Wong NU akehe cok kelalen. Musuhe gede rumangsane kaya ora duwe salah. Intinya, watawashaubilkhaq. Dilaras sejarah berdirinya SMK. Person apa NU. Aturannya seperi apa. Dudukkan pada koridor. Ditolerir apa tidak. Selama masih dalam garis, dua kemungkinan. Benar, wajar dan layak. tidak bener tapi layak. Tidak komit. Perlu diluruskan. Apabila perlu diamputasi. Diusahakan dihindari. Tapi kalau busuk dan merembet? Kalau keluar dari rel diingatkan. 

Untuk perekrutan Guru dan Karyawan, apalagi Kepala Sekolah harus benar-benar teruji ke-NU-annya. Kalau tidak apa bedanya dengan yayasan-yayasan yang lain. Malah ormas lain caranya lebih ketat. Harus mengetahui pengurus cabang peruhal keanggotaannya. Mengahiri pertemua pada hari itu ketua memberi dorongan untuk  terus saja berjalan. Perihal pro kontra biasa. Bila perlu semua MWC ikut mendukung demi terselamatkannya aset NU.(abah-arul.blogspot.com).


1 komentar:

  1. ayuh mas kita mulai dari diri kita sendiri untuk memperbaiki ke NU an kita. Berjuang di NU tidak harus di struktural saja, namun apa bila NU memanggil kita untuk ikut berjuang di struktural kita laksanakan sebagai pengabdian kita terhadap bangsa dan negara lewat NU,

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.