Konferensi MWC NU Kecamatan Ajibarang
SMA Ma'arif NU 1 Ajibarang, Ahad, 31 Maret 2013
Ketua Tanfidziyah MWC NU terpilih, Amrudin Ma'ruf (kiri) dan Rois Syuriah terpilih, K. Zuhdi Azhari (kanan) |
Banyu Bening (Selasa, 2 April 2013) ; Konferensi MWC NU
Ajibaranng yang beberapa hari sebelumnya
diwarnai dengan sorotan bahkan tersebarnya mosi tidak percaya yang
ditanda tangani para sesepuh dan tokoh
yang kecewa dengan tindak langkah pengurus MWC NU masa jabatan 2008-2013 dan
menganggap MWC NU selama ini menjadikan "tambang emas" bagi
pengurusnya. Ternyata tidak mempengaruhi jalannya konferensi MWC NU bahkan
kegiatan rutin lima tahunan ini berjalan lancar dan pengurus ranting satu
kecamatan (15 Ranting) mempercayakan kembali
duet K.. Zuhdi Azhari dan Amrudin Ma'ruf untuk menahkodai kembali MWC NU
Ajibarang untuk lima tahun ke depan (2013-2018).
Meskipun suasana sempat memanas di saat penyampaian Laporan
Pertanggungjawaban (LPJ) dengan dua ranting menolak dengan catatan dan dua
menerima dengan catatan serta selebihnya menerima dengan dengan pujian.
Dua ranting NU yang sempat menolak karena tidak puas akan
laporan keuangan itu adalah desa Ajibarang Kulon dan Banjar Sari. Namun setelah
dijelaskan secara langsung oleh Afifudin Idrus selaku bendahara MWC yang mengklarifikasi perihal tidak
tercantumnya dana hasil penjualan tanah Ibu Siti Aliyah yang rencananya untuk pembangunan kantor NU. Dalam penjelasannya Gus Afip mengatakan bahwa tidak
termaktubnya dana penjualan tanah dalam kas MWC NU karena uangnya telah dipegang oleh Panitia
pembangunan kantor MWC NU dan sebagiannya dipinjam untuk pembangunan Madrasah
di ranting yang akadnya jelas-jelas pinjam. Bukan bantuan.
Setelah Bendahara MWC NU menerangkan panjang lebar dan detil
kedua utusan Ranting (Ajibarang dan Banjar Sari ) pun tidak lagi menolak
Laporan Pertanggungjawaban Majlis Wakil Cabang (MWC) NU Kecamatan Ajibarang
masa jabatan 2008-2013, yang pada ahirnya dengan bulat lima belas ranting yang
ada menerima Laporan Pertanggungjawaban yang dibacakan langsung oleh ketua
Tanfidziyah MWC NU Kecamatan Ajibarang, Amrudin Ma'ruf.
Menjawab sekilas tentang perihal mosi tidak percaya dan
penolakan LPJ sebelum LPJ dibacakan bahkan
konferesipun belum dimulai yang disebar luaskan ke seluruh ranting dan tokoh-tokoh NU yang
antara lain tentang pergantian Kepala Sekolah dan pengurus Sekolah dan
mempertanyakan mengapa hanya SMK Maarif NU saja yang dijadikan tambang emas
dalam penggalian dana? Dijawab oleh bendahara MWC justru pasca pergantian
Kepala Sekolah dan pengurus maka kebijakan dana untuk pembiayaan kegiatan
organisasi kembali dimaksimalkan. Pasca pergantian pengurus MTs misalnya yang
dulunya dikatakakan sendiri oleh stakeholdernya sebagai sekolah paling "miskin"
sehingga hanya mampu berkontribusi untuk MWC Rp 15.000,-/bulan ternyata sekarang (belum
genap lima tahun) jumlah kontribusi MTs ke MWC NU selain ke cabang sebesar
kurang lebih Rp 600.000,- /bulan hampir sama
dengan SMK Maarif NU yang konon dikatakan sebagai lumbung emas.
Konferensi yang dibuka oleh Camat Ajibarang yang dalam sambutannya
antara lain menginginkan adanya peningkatan kualitas kyai, karena kyai adalah
jabatan mulia, jadi tidak setiap orang bisa menyandang predikat kyai. Kyai itu
mahal harganya maka jangan dijual murah. Jangan murahan.
Kepada pengurus, Fatikul Ikhsan, SH MHum, sebagai camat Ajibarang juga berpesan untuk bekerja agar organisasi warga nahdliyin itu hidup, jangan mencari kehidupan di NU. Dan tidak lupa dalam sambutannya beliau juga menyentil kepada pengurus sekolah bahwa sekolah itu milik lembaga bukan milik pribadi. bila perlu ada subsidi silang antar sekolah sehingga dapat mendongkrak sekolah yang belum berkualitas.
Kepada pengurus, Fatikul Ikhsan, SH MHum, sebagai camat Ajibarang juga berpesan untuk bekerja agar organisasi warga nahdliyin itu hidup, jangan mencari kehidupan di NU. Dan tidak lupa dalam sambutannya beliau juga menyentil kepada pengurus sekolah bahwa sekolah itu milik lembaga bukan milik pribadi. bila perlu ada subsidi silang antar sekolah sehingga dapat mendongkrak sekolah yang belum berkualitas.
Ditilik dari sisi pelaksanan boleh dibilang Konferensi MWC NU
Kecamatan Ajibarang kali ini adalah yang paling dinamis, karena jauh sebelum
pelaksanaan sudah banyak sorotan tentang kinerja MWC NU Ajibarang bahkan
selebaran surat mosi tidak percaya yang ditandangani oleh para tokoh NU pun telah tersebar luas ke
ranting-ranting. Bahkan surat penolakan Laporan Pertanggungjawabanpun telah
tersebar jauh sebelum konfrensi itu berlangsung.
Namun sebagaimana dikatakan oleh Ketua Panitia Konfrensi , Slamet Ibnu Anshori, “.. semua itu merupakan dinamika organisasi. Tetapi yang jelas kami bersyukur Konferensi dapat berjalan dengan lancar dan telah diterima dengan bulat LPJ maupun hasil pemilihan yang telah menjadikan duet Incumbent terpilih kembali untuk masa jabatan 2013-2018”. Demikian sebagai ucapan rasa syukur Ketua Panitia Konferensi beberapa saat setelah acara penutupan konferensi yang dilaksnakan di Aula SMA Ma'arif NU 1 (Diponegoro 4) Ajibarang. (abah-arul.blogspot.com)
Namun sebagaimana dikatakan oleh Ketua Panitia Konfrensi , Slamet Ibnu Anshori, “.. semua itu merupakan dinamika organisasi. Tetapi yang jelas kami bersyukur Konferensi dapat berjalan dengan lancar dan telah diterima dengan bulat LPJ maupun hasil pemilihan yang telah menjadikan duet Incumbent terpilih kembali untuk masa jabatan 2013-2018”. Demikian sebagai ucapan rasa syukur Ketua Panitia Konferensi beberapa saat setelah acara penutupan konferensi yang dilaksnakan di Aula SMA Ma'arif NU 1 (Diponegoro 4) Ajibarang. (abah-arul.blogspot.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.