Santri Kls IVMadin Alma'arif NU 1 Pancasan TP 2011/2012 |
Lima s.d Sepuluh persen Alumni Pondok Pesantren telah
menjadi seorang Kyai
1.
Pedahuluan
Madrasah Diniyah atau yang dulu dikenal dengan Sekolah
Arab, merupakan manifestasi keprihatinan orang tua atau masyarakat yang
khawatir anak-anak kian jauh dar agamanya. Disibukkan oleh pelajaran sekolah
formal sarat dengan pengetahuan umum , sementara pelajaran agamanya sangat
kurang dan kurang mendasar. Untuk itu ada sebagian kecil desa mengantisipasi
anak terjauhkan dari agamanya, berdirilah Madrasah-madrasah Diniyah.
Namun dari awal berdirinya hingga bertahun-tahun
lembaga pendidikan yang memperkenalkan anak didiknya tentang Islam jauh lebih
mendalam, keberdaannya bisa dikatakan layamutu
fiha wala yahya. Keprihatinan-keprihatinan
semacam ini masuk ke gendang telinga dan menjadi agenda Pengurus Jam’iyyah NU Cabang Banyumas. Bukti
keseriusan pengurus cabang dalam memperthatikan hidup matinya Madrasah Diniyah
mulai Tahun 2007.
LP Ma’arif melalui Koordinator Pendidikan Luar Sekolah
dan Madrasah Diniyah berbekal keprihatinan para pemerhati Pendidikan Agama
Islam dan optimism hasil survey DR H Rohadi
Abdul Fatta, M. Ag, dalam Arah Kebijakan Pembinaan Pondok Pesantren,
dikatakan oleh beliau,”Ada lebih dari 5 s.d 10% Alumni Pondok Pesantren telah
menjadi seorang Kyai yang mempunyai akses di masyarakat, mengembangkan system
Pendidikan Keagamaan di Indonesia”. Ini dapat dimaknai Madrasah Diniyah ke
depan bukannya mengalami trend menurun melainkan akan semakin meningkat
kwantitas Madrasah Diniyah seiring bertambahnya Alumni Pondok Pesantren.
Cuma barangkali yang menjadi pertanyaan mengapa sejak
“dulu kala” keberdaannya masih memprihatinkan. Dan dari sisi perhatian
Pemerintah masih sangat kurang. Terbukti dari sekian ratus Madrasah Diniyah
yang terdata Departemen Agama tidak kurang dari separuhnya saja. Itupun yang
terdata kurang terpantau secara kontinyu sehingga Madrasah Diniyah yang tinggal
Papan Nama masih masuk dalam data dan masih menerima bantuan.
Diharapkan dengan keseriusan LP Maa’arif Cabang NU
Banyumas melirik keberadaan Sekolah “Arab” di Banyumas melalui pembentukan
Kelompok Kerja Madrasah Diniyah dan Koordinator Pendidikan Luar Sekolah (PLS)
Dan Madrasah Diniyah semoga menjadi alat untuk meningkatkan kerjasama antara
Jam’iyyah NU dengan Pemerintah c.q Departemen Agama, atau insatansi lain juga
pihak ke tiga.
2.
Arah Kebijakan
Melalui
informasi dan data riil yang masuk yang masuk ke desk Koordinator PLS &
Madin akan diketahui jumlah dan permasalahan yang dihadapi Madrasah-madrasah
khususnya yang berkaitan erat dengan dengan Madin yang dikelola Jam’iyyah
ataupun warga Nahdlatul Ulama. Dengan perhatian dan penanganan yang serius
diharapkan lembaga pendidikan khusus pendalaman Agama Islam dan yang lebih dulu
eksis dari pada pendidikan formal NU yang kini sudah jauh lebih mapan ini,
tidak lagi menjadi sekedar kegiatan “sampingan” Departemen terkait maupun oleh
lembaga pendidikan ormas tersebar di Indonesia ini.
Ke depan dalam
hal pembinaan LP Ma’arif NU akan mencoba lebih dulu ; bagaimana Madin
berkembang stabil, tidak saja ketika awal-awal
ajaran baru dan tidak membebankan lebih dulu dengan persyaratan yang ada
kaitan financial. Hal yang demikian diharapkan juga sama apa yang menjadi
kebijakan Depag. Lebih penting lagi tidak berdasarkan kedekatan. Sehingga tidak
terjadi hanya Madrasah-madrasah yang mempunyai kedekatan dengan kedua lembaga
saja yang “makmur” dengan segala
fasilitasnya.
3.
Pembentukan Pokja dan Koordinator PLS dan Madin
LP Ma’arif
NUdalam merespon usulan-usulan dari bawah perihal Madrasah Diniyah dengan
mengangkat personel yang diberi tugas sebagai kelompok kerja cabang, dalam
kerangka peningkatan kualitas penyelenggaraan dan pengelolaan. Madrasah Diniyah
dalam lingkungan PC LP Ma’arif NU Kabupaten Banyumas. Pokja ini berperan dan
berfungsi sebagai kelompok kerja yang mengkoordinasikan Madrasah Diniyah di
tingkat Kabupaten dan diberi wewenang merumuskan dan menyususn penyelenggaraan
dan pengelolaan Madrasah Diniyah serta membentuk kelompok kerja di tingkat eks
Kawedanan.
Sejak dibentuk
dan ditetapkan personil Pokja tingkat Kabupaten Masa Khdimat 2007-2012 pada
tanggal 19 April 2007 telah membentuk Pokja Eks Kawedanan Ajibarang, Purwokerto
Barat, Jatilawang dan Patikraja. Kecamatan Tambak dan Sokaraja masuk agenda
tahun 2008. Adapun untuk merumuskan, menyusun system penyelenggaraan dan
pengelolaan dengan membandingkan dari satu Madrasah dengan Madrasah lain dan
bekerjasama dengan Litbang LP Ma’arif NU dan nantinya hasil rumusan akan
menjadi arah kebijakanyang akan menjadi pandom bagi LPS dan Madin dalam
bekerjasama membina Madrasah Diniyah.
Koordinator LPS
dan Madin merupakan lembaga baru yang dibentuk oleh Pengurus Jam’iyyah NU
Cabang setelah dalam Programnya Madrsaha Diniyah masuk sebagai prioritas
perhatian. Karena menyadari bahwa pendidikan Madrasah Diniyah adalah benteng
terakhir setelah Pondok Pesantre3n yang benar-benar mempunyai andil besar
mencetak SDM di NU. LPS dan Madin juga diharapkan menjadi pendidikan alternative
bagi yang tidak tertampung di pendidikan formal maupun Pesantren.
4.
Permasalahan
Santri Putri Kls IV Madin Alma'arif NU 1 Pancasan |
Problem yang
dihadapai Madrasah Diniyah di Banyumas relative sama, yaitu persoalan profesionalisme, Sumber Daya
Manusia, Sarana dan Prasarana serta yang
lebih klasik lagi adalah soal pendanaan. Dengan adanya Pokja, Koordinator PLS
dan Madin , pemantauan serta pembinaan dari Depag kendala-kendala yang membuat Madrasah
Diniyah terkurangi dan setapak demi setapak mengejar ketertinggalan , khususnya
dalam hal manajemen menjadi lebih professional.
Tak kalah
penting, Tenaga Ajar yang banyak dimiliki tidak lagi sekedar dorongan atau ghirrohnya
akan pengamalan ilmu Agama yang banyak Asatidz atau Asatidzah miliki. Melainkan
harus dibekali juga dengan dasar-dasar methodology mengajar yang lebih baik. Ini
penting karena dengan tidak menguasai method pengajaran akan tumpang tindih. Sehingga
kesan bolak-balik menjadikan siswa atau santri tak jarang menjadi bosan dan
keluar sebelum waktunya.
5.
Penutup
Harapan dari
Kelompok Kerja Madrasah Diniyah untuk perkembangan dan peningkatan mutu
pendidikan Agama Islam khususnya Madrasah Diniyah, antara lain :
1. Secara berkala PC LP Ma’arif NU mengadakan
Pelatihan Peningkatan Mutu tenaga Pendidik Madrasah Diniyah
2. Merumuskan Kurikulum alternative sebagai
pembanding kurikulum yang sudah ada (Depag, Yayasan}
3. Menyediakan buku mata pelajaran ke-NU-an yang
dikhususkan untuk siswa atau santri MadrasahDiniyah
4. Mengadakan pertemuan berkala Kepala Madin dan
Pengurus Madin
5. Ikut menjadi jembatan penghubung Madin dengan
instansi terkait atau pihak lain.
*Pokja Madin PC LP Ma’arif NU Banyumas,
Desember 2007.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.