Ngarai Di Balik Bukit
1
Oleh : Imam
Burhanuddin
Bukit nan hijau di ketinggian 1926 meter
Di atas permukaan air laut itu tak begitu sulit didaki
Tak terjal
Bahkan tak seterjal eskalator sebuah mall
Tak kalah hijau dan indahnya
Ngarai di balik bukit
Hamparan padang rumput luas menghijau
Sungai mengalir jernih
Tak hanya menarik wisatawan
Tapi juga para penggembala
Itu dua dekade lalu
Kini padang rumput nan hijau
Dan sungai mengalir jernih
Tak lagi
Kambing dan sapi penggembala
Merubah habitat aslinya
Ngarai dibalik bukit nan hijau
Di ketinggian 1926 meter di atas permukaan air laut
Yang tak begitu terjal
Bahkan tak seterjal eskalator
Sebuah mall itu
Tinggal cerita
Entah sampai kapan habitat aslinya kembali
Semula
Ajibarang, 14 Maret
2017
Ngarai Di Balik Bukit
2
Oleh : Imam
Burhanuddin
Dua dekade sebelumnya
Ngarai di balik bukit
Terkenal wingit
dan sepi
Para kyai dan santri dijadikan pasukan
Pembuka jalan
Akses menuju ngarai di balik bukit
Di ketinggian 1926 meter di atas permukaan air laut
Yang tak begitu terjal
Bahkan tak seterjal eskalator
Sebuah mall itu
Sehingga semua mudah
mengaksesnya
Tak terkecuali penggembala sapi dan kambing
Ajibarang, 16 Maret
2017
Ngarai Di Balik Bukit
3
Oleh : Imam Burhanuddin
Dua dekade sesudahnya
Para kyai dan santri kadang masih dimintai petuah
Dan doanya
Dengan syarat tidak mendekat
Ngarai di balik bukit
Di ketinggian 1926 meter di atas permukaan air laut
Yang tak begitu
terjal
Bahkan tak seterjal eskalator
Sebuah mall itu
Tak lagi wingit
dan sepi
Petuah dan doa hanya diperlukan
Saat para penggembala susah mengaksesnya
Tidak di saat melimpahnya berkat dan nikmat
Terhampar di tengah penggembala
Ajibarang, 16 Maret 2017