Banyu bening Ajibarang (16 /10/2012) :Kegiatan doa
bersama (Istighosah) rutin yang diadakan oleh pengurus SMK Ma’arif NU Ajibarang
yang membawahi dua institusi pendidikan, SMK Ma’arif NU 1 (Teknik : Otomotif
dan Komputer) dan SMK Ma’arif NU 2 (Kesehatan : Farmasi, Analis Kesehatan dan
Keperawatan).
Doa bersama untuk kali ini (Ahad, 14 /10)
diadakan dilokasi gedung yang baru saja selesai di bangun. Di komplek SMK Ma’arif
NU 2 Ajibarang, yang dihadiri oleh Pengurus, Guru dan Karyawan serta para buruh
bangunan yang telah membangun tujuh ruang dalam waktu kurang lebih empat bulan.
Di dalam muqodimahnya Drs. Djamil Muntoha,
menyampaikan perihal tujuan diadakannya doa bersama ini untuk mengungkapkan
rasa syukur atas berbagai kenikmatan baik secara pribadi ataupun kelembagaan.
Beliau juga berharap dengan diadakan
Istighosah rutin SMK Ma’arif NU Ajibarang ini, " Allah melindungi dan memberikan
rahmatNya kepada keluarga besar SMK, baik Pengurus, Guru dan Karyawan, siswa
serta orang rua siswanya".
Doa bersama dipimpin oleh K. Zuhdi Azhari,
Rois Syuriyah MWC NU Ajibarang yang juga Pembina Pengurus SMK Ma’arif NU
Ajibarang. Sebagaimana biasanya istighosah dimulai dengan sholat jama’ah Maghrib
dilanjutkan dengan Tahlil dan sholat Isya berjama’ah kemudian ditutup dengan
Sarasehan.
K. Zuhdi Azhari sebelum memimpin doa bersama,
menyampaikan banyaknya harapan dari warga Nahdliyin Ajibarang agar pengurus MWC NU dan para stakeholders
sekolah untuk tidak melupakan kejuangan para tokoh NU terdahulu yang telah merintis
dan membangun pondasi kejayaan NU hingga seperti yang sekarang ini. Setidaknya,
harapan kaum Nahdliyin kepada para pemangku “kejayaan”, saat mengadakan segala
kegiatan untuk mengingat jerih payah mereka dan mendoakan mereka serta
dalam wasilahnya juga tidak lupa menyebutkan nama mereka.
Tokoh-tokoh NU seperti,KH Muzni, KH Mukhlis, K. Ngisom, K. Mustafid, KH Abu
Hamid, K. Zainudin Muhtar, H. Abdurrohim, K. “Alimi, H. Fathoni, K.H Fadli
Utomo, K. Abu Mansur, H. Syamsuri, Hj
Solikhah, H. Muntoha bin Madkadis, H. Turmudi dan seterusnya. Karena ketokohan
dan perjuangan mereka NU Majlis Wakil Cabang Ajibarang menjadi seperti yang
sekarang ini.
***
Doa bersama yang berahir pukul 20.30 wib ini
ditutup dengan Sarasehan. Thema Sarasehan kali ini tentang persiapan UN dan
semakin longgarnya norma yang ada di masyarakat yang berimbas kepada
siswa-siswi tak terkecuali siswa SMK kita ini. Thema ini menyeruak saat kedua
Kepala Sekolah, Sodikin, S.Pd (SMK Ma’arif NU 1) dan Adi Susanto, S. Farm, Apt.
(SMK Ma’arif NU 2) mengemukakan persiapan siswa kelas tiga yang akan mengadakan
UN.
Sedangkan pembahasan yang kedua sejauh mana
keseiapan sekolah mengantisipasi pengaruh negatif dengan semakin longgarnya
norma yang berada di masyarakat dalam kehidupan sehari-hari siswa baik di
sekolah maupun di lingkungannya. Beranjak dari keprihatinan dari seorang staff
pengurus, Soleh, A.Md yang merasa prihatin melihat semakin bebasnya pergaulan
antar siswa baik yang ia temukan di jalan ketika berangkat atau pulang sekolah
maupun kehidupan sehari-hari di kampungnya. Tidak lagi rasa ewuh-pekewuh, risih
atau malu.
Menanggapi hal yang demikian pengurus yang
hadir malam itu, selain Pembina pengurus, adalah Ketua dan bendahara pengurus,
Drs. H. Djamil Muntoha dan H. Abdurrohim. Dalam tanggapannya, khususnya menekankan
kepada guru BP untuk lebih intensif memonitaring siswa. Khususnya siswa-siswi
yang terindikasi. Karena, sebagaimana yang disampaikan H. Rohim indicator siswa
yang seperti di ceritakan Staff pengurus di atas mudah dilihat atau diamati. Dari
tingkah laku anak atau kebiasaan siswa baik dalam kelas maupun di luar kelas.
Bp jangan hanya terkonsentrasi pada urusan anak yang terlambat saja.
Untuk mengantisipasi persoalan ini sekolah
bisa membatasi dengan regulasi peraturan, seperti anak tidak boleh berpakaian
mewah, atau berdandan yang berlebihan. Membawa HP ke sekolah yang minim fasilitas,
uang saku yang di batasi supaya siswa tidak berlebih-lebihan. H. Rohim yang
juga Kepala SMP N1 Purwokerto menyampaikan pengalamannya dalam membuat kebijakan
di sekolah semacam itu, “…memang pada
awalnya wali siswa banyak yang menentangnya. Tetapi pada ahirnya mereka
menyadari apa yang kami lakukan berimbas positif pada pada anak-anak mereka dan
mereka berbalik mendukung semua kebijakan sekolah”, demikian cerita pengalam seorang
kepala sekolah dalam meminimalisir anak dari pengaruh negatif longgarnya norma kehidupan
di masyarakat.
Sedangkan perihal antisipasi siswa kelas tiga
yang akan mengahdapi ujian sebagaimana yang disampaikan oleh kedua kepala sekolah
di atas, pengurus SMK Ma’arif NU Ajibarang, mempersilahkan kepada kepala
sekolah seperti halnya SMK Ma’arif NU 1 yang sudah sejak lama bagi siswa kelas
tiga sejak jelang semester pertama diadakan sholat Dhuha dan doa bersama setiap
hari Jum’at. Dan untuk SMK Ma’arif NU 2 juga akan segera dipenuhi fasilitas
yang menunjang dalam penyelenggaraan UN seperti pengadaan sound system di semua
kelas, misalnya. (abah-arul.blogspot.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.