Selasa, 07 Mei 2013

Ketika Ada Kue Bisa Diperebutkan Mengapa Kita hanya Jadi Penonton?


H. Aenurrohim salah seorang tokoh NU Ajibarang dan mantan pengurus MWC NU era sembilan puluhan  telah menyaksikan  munculnya generasi kedua tokoh-tokoh " legendaris" NU yang kini banyak mengisi jabatan kepengurusan Majlis Wakil Cabang pasca Kongrensi MWC NU (  31/3) yang lalu. 


Kesaksian itu beliau sampaikan dalam ta'aruf (pengenalan) pengurus MWC NU masa jabatan 2013-2018  Rabu (24/4) di ruang farmakognosi SMK Ma"arif NU 2 Ajibarang program Keahlian Kesehatan dengan Kompetensi Keahlian Farmasi, Analis Kesehatan dan Keperawatan yang baru tahun ini mengadakan Ujian Nasional serta baru akan meluluskan angkatan pertamanya.

Dibawah kepemimpinan duet K. Zuhdi Ashari dan K. Amrudin Ma'ruf "Episode 2" telah memasang nama-nama yang masuk dalam jajaran kabinetnya dan telah digodog selama kurang dari 15 hari oleh tim formatur yang berjumlah tujuh orang : K. Zuhdi Azhari (ketua), K. Amrudin Ma'ruf (sekretaris) dan beberapa anggota fotmatur yang terdiri dari :  K. Kholid Abdurrosyid, K. Agus Syarifudin, Imam WS, Slamet Ibnu Anshori, dan Zaenudin.

Harapan dari pengurus baru antara lain agar dapat mengistiqomahkan semangat  jangan sampai putus di tengah jalan.  Dalam ta'aruf juga ada yang  mengusulkan jangan hanya menggenjot pogram konvensional yang selama ini dikerjakan oleh jam'iyyah NU seperti pesantren dan sebagainya. Di bidang sosial kita selama ini kedodoran. Pengasuhan dan pembinaan anak yatim selama ini kita jauh tertinggal.  Padahal diakui atau tidak penguasaan dalil-dalil  Alqur'an, Hadis,Ijma dam Qiyas  yang menerangkan betapa penting dam mulianya pengasuhan terhadap anak yatim dan tidak mampu. Dan pemerintah sendiri melalui dinas sosial  sangat memperhatikan hal ini. Dalam setiap tahunnya pemerintah banyak menggelontorkan dana bagi yayasan-yayasan atau ormas yang  menghususkan pengasuhan dan pembinaan anak yatim dan anak yang tidak mampu. Untuk meyakinkan pengurus baru yang akan dilantik di Pasar Rakyat PBNU (4/5/13) sampai- sampai si pengusul yang diplot menjadi bendahara pun mengatakan,"Ketika ada kue yang bisa diperebutkan, mengapa kita hanya jadi penonton?".
(abah-arul.blogspot.com).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.